Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKPD Kembali Membuat Jokowi Kesal

Kompas.com - 10/04/2014, 14:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan penyerapan anggaran kembali memancing kemarahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Suara Jokowi meninggi ketikan mengetahui kinerja satuan kerja perangkat daerah (SKPD) belum maksimal. Penyerapan atau penggunaan anggaran SKPD hingga akhir tahun 2013 kemarin di luar target 97 persen, seperti yang diminta Jokowi.
 
"Dulu pernah saya sampaikan target penyerapannya berapa? 97 persen kan? Ingat 97 persen lho. Kenapa belum ada yang bisa mencapai angka itu," kata Jokowi dengan nada suaranya yang meninggi, di Balaikota Jakarta, Kamis (10/4/2014).

Ia mencatat ada lima dinas dengan penyerapan anggaran tertinggi. Jokowi mengingatkan kepada SKPD untuk tidak terlena dengan keberhasilan penyerapan anggaran yang tinggi. Sebab, penyerapan anggaran yang tinggi bukan menjadi indikator kebijakan yang dihasilkan menjadi baik.

Lima dinas dengan penyerapan tertinggi, yakni Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta 94,7 persen, Dinas Sosial DKI 93,8 persen, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI 93,4 persen, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI 93,04 persen, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI 90,62 persen.

Kemudian Jokowi juga mencatat ada lima suku dinas yang menyerap anggaran paling tinggi di tahun 2013 kemarin. Yakni Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat dengan 99,4 persen, Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta Barat dengan 99,12 persen, Suku Dinas Sosial Jakarta Barat 99,01 persen, Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta Selatan dengan penyerapan 98,69 persen, dan Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Pusat dengan penyerapan 98,31 persen.

"Mestinya memang semuanya (SKPD) 99 persen penyerapannya, jadi enggak ada Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran)nya. Ini menyangkut peredaran uang di masyarakat, lho," kata Jokowi kembali mengingatkan kepada para kepala dinas yang menhadiri pengarahan tersebut.

Silpa APBD DKI 2013 Rp 7,2 triliun, sementara pada APBD DKI 2012 Silpa APBD DKI mencapai Rp 9,4 triliun. Jokowi kembali mengingatkan kepada para lurah, camat, kepala dinas, dan pejabat DKI lainnya terkait besarnya anggaran di Jakarta tahun 2014. Tahun lalu, APBD DKI hanya sekitar Rp 50,1 triliun, sedangkan APBD DKI 2014 mencapai Rp 72 triliun. Tingginya lonjakan anggaran itulah yang membuat Jokowi terus mengingatkan kepada SKPD dan UKPD (unit kerja perangkat daerah) menggunakan anggaran sebaik-baiknya.

Sebelumnya, beberapa waktu lalu, pada pertengahan 2013, Jokowi juga pernah geram dengan SKPD yang tidak dapat menyerap anggaran dengan maksimal. Jokowi memberi target SKPD dapat menyerap anggaran hingga 97 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com