"Tapi, selama pembersihan itu, masyarakat tidak dapat mengunjungi cawan dan puncak Monas," kata Rini kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Kendati demikian, penutupan cawan dan puncak Monas tidak akan menyebabkan pendapatan daerah berkurang. Rini menjelaskan, pendapatan daerah akan berkurang jika menutup Monas secara total.
Di samping itu, ia juga meyakini kawasan Monas tetap akan ramai pengunjung sebab masih ada area wisata yang tetap buka, yakni area ruang proklamasi dan diorama di lantai dasar. Tak hanya itu, menurut dia, sebagian besar pengunjung lebih menyukai piknik di taman Monas dan melihat-lihat rusa yang dipelihara di sana.
Lebih lanjut, Rini menjelaskan, pembersihan tugu Monas setinggi 132 meter dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung sebab mereka bisa menyaksikan 20 tenaga ahli dan teknisi dari Kaercher yang akan memanjat tugu dan membersihkan badan Monas.
Seperti diberitakan, Monas akan dibersihkan oleh tim dari oleh perusahaan peralatan teknologi pembersih asal Jerman, Kaercher.
Rini menyatakan keyakinannya, selama pembersihan Monas antusiasme pengunjung akan meningkat dari biasanya. "Kalau pada hari biasa, pengunjungnya sekitar 2.000-2.500 orang per harinya," kata Rini.
Sejak Monas didirikan tahun 1961, tugu Monas baru dibersihkan pertama kali pada tahun 1992. Pembersihan pada tahun ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan Kaercher.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.