Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Tunda Lelang Melalui ULP

Kompas.com - 06/05/2014, 16:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengimbau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menunda pelaksanaan lelang melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa DKI Jakarta. Menurut dia, sejak terbentuk pada Maret 2014, ULP belum siap melaksanakan fungsinya sebagai tempat pelelangan satu pintu.

"Ini kondisi darurat yang harus segera disikapi oleh Jokowi, tanpa menyalahkan pihak mana pun," kata Sarman, dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Tahun ini, lanjut dia, pelaksanaan pelelangan sebaiknya dikembalikan ke ULP masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Dengan demikian, program dapat cepat terlaksana, dan anggaran dapat terserap maksimal.

Ia menyarankan agar ULP beroperasi efektif pada tahun 2015. Ketika beroperasi, ULP harus didukung sumber daya manusia (SDM), serta sarana dan prasarana pendukung yang memadai. ULP juga perlu melakukan sosialisasi kepada semua SKPD terkait tata cara pelelangan satu pintu model baru.

Saat ini, ULP dinilai tidak memiliki SDM yang memadai untuk menangani pelaksanaan lelang 56.000 kegiatan dari 750 SKPD dan unit kerja perangkat daerah (UKPD) DKI Jakarta. Akibatnya, penyerapan anggaran DKI rendah.

Hingga Mei 2014, penyerapan anggaran DKI baru sembilan persen dari total Rp 72 triliun. Padahal, apabila dibanding tahun 2013, penyerapan anggaran mencapai 26 persen. 

"Ini baru yang pertama kali terjadi, setelah triwulan kedua, serapan anggaran masih sangat rendah. Sementara itu, masing-masing SKPD saat ini sudah menyusun pengajuan anggaran biaya tambahan (ABT) jelang APBD perubahan," kata Sarman.

Apabila Jokowi tidak cepat mengambil keputusan itu, maka pertumbuhan ekonomi DKI melambat. Seharusnya, kata dia, anggaran DKI yang besar sudah dapat dinikmati masyarakat melalui pelaksanaan program-program unggulan.

"Tahun ini, masih belum ada tanda-tanda akan mengerjakan sesuatu karena proses pelelangan yang tidak jelas. Untuk itu, kita menunggu ketegasan gubernur, apakah membiarkan kondisi ini atau mengambil kebijakan demi pembangunan Jakarta," kata Sarman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com