Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bagian Monas yang Paling Sulit Dibersihkan

Kompas.com - 08/05/2014, 14:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Setelah 22 tahun tidak dibersihkan, Tugu Monas kembali "dimandikan". Pembersihan kali ini dilakukan oleh perusahaan teknologi pembersih ternama, PT Kaercher.

General Manager PT Kaercher Indonesia Roland Staehler mengatakan, setelah tidak dibersihkan sejak 1992 lalu, kondisinya sangat kotor. "Terutama di bawah areal cawan yang sering didatangi pengunjung itu sangat kotor. Karena tidak terkena air hujan, jadi kotorannya menumpuk," kata Roland di sela-sela aksi pembersihan Monas, Jakarta, Kamis (8/5/2014). 

Sementara di bagian lain Monas dapat ditangani dengan baik. Teknologi pembersih yang digunakan membersihkan dinding cawan bawah Monas adalah High Pressure Washer HDS 6/14 C. Kemudian, untuk pembersihan di badan Tugu Monas, dibersihkan dengan alat High Pressure Washer HDS 12/18-4 S.

Sementara pembersihan bagian lantai Monas menggunakan Scrubber Drier BD 530 EP, bagian tangga menggunakan HD 7/11-4, dan untuk menyedot genangan air menggunakan alat Wet and Dry Vacuum Cleaner NT 35/1 AP. 

Selain membersihkan Monas, pihaknya juga membersihkan monumen dan menara bersejarah lainnya di dunia, seperti Menara Eiffel di Perancis dan Mount Rushmore, Amerika Serikat.

Roland menjelaskan, sulit untuk membandingkan tingkat kesulitan pembersihan masing-masing monumen. Ia memberi contoh, di Mount Rushmore banyak kotoran menempel di batu-batu yang membentuk monumen berbentuk wajah empat presiden AS tersebut.

"Polusi, minyak, debu lengket, itu sulit dibersihkan. Jadi, berdasarkan analisis seperti itu, kita dapat menentukan bahan apa yang akan kita gunakan untuk membersihkan dan memberi hasil yang terbaik," kata Roland. 

Proyek pembersihan Tugu Monas ini, lanjut dia, merupakan program corporate social responsibility (CSR) bersama Pemprov DKI Jakarta. Pihak Pemprov DKI, dalam hal ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta beserta UPT Monas tidak mengalokasikan anggaran untuk pembersihan Monas.

Roland menjelaskan, pihaknya mengalokasikan anggaran besar untuk membersihkan Monas. Meski demikian, ia tidak menjelaskan detail jumlah anggaran yang telah dialokasikan.

"Banyak upaya yang harus dikerjakan, seperti mencari tenaga ahli, peralatan tali. Setelah semua proyek selesai, baru kita tahu berapa banyak biaya yang sudah kita habiskan untuk membersihkan Monas," kata Roland. 

Cawan Monas mulai dibersihkan pada Senin (5/5/2014) lalu. Pembersihan Tugu Monas dimulai pada Kamis ini hingga 18 Mei mendatang. Saat dilakukan pembersihan, kawasan cawan dan puncak Monas akan ditutup untuk umum. Sementara pengunjung masih dapat mengunjungi area wisata lainnya, seperti area Ruang Kemerdekaan, Museum Monas, dan Taman Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com