Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Calo Tiket Mudik Kereta

Kompas.com - 10/05/2014, 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesulitan berburu tiket kereta api (KA) untuk mudik Lebaran tak hanya dialami para calon penumpang. Calo-calo tiket KA di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, pun harus rela bergadang demi mendapatkan tiket untuk mudik.

"Saya rela bergadang setiap malam untuk mendapatkan tiket. Bedanya mungkin Mbak nggak dapet (tiket) langsung menyerah, kalau saya kan melek sepanjang malam. Ya, kita sudah tahu caranya. Itu berhari-hari, nggak cuma semalam bergadangnya. Kan ini kerjaan setiap hari," kata seseorang yang mengaku sebagai penjual jasa untuk mencarikan tiket KA Lebaran, kepada Warta Kota, Jumat (9/5/2014).

Sang calo, Agus (bukan nama sebenarnya), mengaku lebih gampang bergadang menunggu loket buka daripada berkutat di komputer atau supermarket. Alasannya, kata Agus, karena mencari tiket melalui online sering eror. "Bisa berjam-jam di minimarket atau membuka komputer, hasilnya tak ada," katanya.

Ludes terjual

Modus yang ditawarkan kepada calon penumpang adalah dengan meminjam KTP dan meminta uang panjar. Setelah memperolehnya, Agus dan kawan-kawan akan bergadang menunggu loket buka. Jika loket sudah buka, Agus dan temannya akan memperoleh kesempatan pertama memperoleh tiket KA lebaran.

Sebelum membeli, Agus dan teman-temannya mengisi formulir pemesanan sesuai dengan nama yang tertera di KTP. Jika sudah mendapat tiketnya, maka Agus akan menghubungi pemesan melalui telepon dan menyatakan bahwa tiket sudah di tangan.

Agus dan teman-temannya hanya menawarkan jasa untuk KA Lebaran tambahan. Ia menawarkan kepada calon penumpang yang hendak mencari tiket mudik untuk datang menemuinya seminggu lagi di tempat yang sama guna mendapatkan tiket KA Lebaran tambahan.

"Datang seminggu lagi, bawa KTP siapa tahu kereta tambahan sudah dibuka pembelian tiketnya," ujarnya.

Saat Warta Kota menanyakan bagaimana pembayarannya, calo ini mengatakan bahwa uang muka atau down payment (DP) pembayaran tiket sebesar Rp 100.000 untuk tiket harga Rp 250.000 kelas ekonomi AC tujuan Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Sisanya dibayar setelah penumpang sudah pasti mendapatkan tiket KA tersebut.

Sementara itu, harga normal tiket untuk tujuan Yogyakarta adalah Rp 90.000. "Ya kalau nggak dikasih DP, nanti saya rugi Mbak. Misalnya, ada yang batalin, sementara tiket sudah ada di tangan, dan namanya sesuai KTP," ujarnya.

Apakah ada jaminan kepada calon penumpang bahwa dia tak menipu? Secara spontan, Agus menjawab bahwa setiap hari dia bisa ditemui di Stasiun Pasar Senen. Agus juga memberikan nomor telepon untuk meyakinkan calon pengguna jasanya bahwa ia tak akan menipu.

"Saya usahanya (kerjaannya) begini setiap hari, Mbak, nggak akan nipu-nipulah."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com