Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Ahok Marahi Dinas Kebersihan

Kompas.com - 10/05/2014, 14:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Sumber youtube

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terlihat berusaha menahan diri ketika rapat jajaran Dinas Kebersihan DKI Jakarta pada 8 Mei 2014 kemarin. Dari video yang diunggah di Youtube, pria yang akrab disapa Ahok itu akhirnya tak tahan juga. Suaranya semakin meninggi karena kesal.

Ahok yang mengenakan batik terlihat duduk di sebelah Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptastri Edningtyas. Dia menyoroti permasalahan sampah di Jakarta yang tidak beres-beres. Mulai dari sampah di sungai, taman, hingga toilet umum yang bau.

Ahok heran, dengan jumlah tenaga kebersihan yang mencapai 10.721 orang di Jakarta, Ibu Kota tetap kotor. Dia menduga, ada "permainan" dari jumlah tenaga honorer yang diserahkan Dinas Kebersihan DKI Jakarta kepada dirinya.

"Dari dulu saya minta daftar tenaga petugas kebersihan, tetapi enggak ada yang kasih. Saya minta berkali-kali. Saya tahu, daftar yang diberi ke saya ini nama-nama pegawai bapak-bapak," kata Basuki kepada jajaran Dinas Kebersihan DKI yang hadir.

Permainan itu, kata Basuki, karena petugas kebersihan yang dulunya honorer kini digaji melalui Bank DKI dengan upah standar UMP, yakni Rp 2,4 juta. Oleh karenanya, banyak permainan dengan memasukkan nama-nama fiktif.

Di tengah rapat, Basuki meminta wartawan untuk diperbolehkan masuk ke dalam ruang rapat. "Biar wartawan tahu dan enggak usah nanya-nanya lagi sama saya," kata dia.

Ketika wartawan masuk, Basuki menjelaskan lagi soal permainan nama-nama petugas kebersihan yang datanya, menurut dia, diberi secara asal-asalan.

Kemudian, berkali-kali, Basuki bertanya, berapa sebetulnya jumlah tenaga petugas kebersihan yang dibutuhkan oleh Dinas Kebersihan untuk membuat Ibu Kota bersih.

"Saya sudah sabar loh... sudah sabar saya ini. Masak satu setengah tahun enggak sabar," kata Basuki dengan nada tinggi.

"Saya minta tolong Bapak-Ibu hitung dan data tiap wilayah, saya rekam ini di Youtube," kata Basuki.

Basuki kemudian menengok ke arah Tyas (sapaan akrab Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas) yang berada di samping kirinya. "Saya tanya Bu, 10.721 PHL ini cukup untuk mengurusi sampah Jakarta enggak?" tanya Basuki.

"Kalau hitungannya...," jawab Tyas terbata-bata.

Namun, sebelum Tyas menyelesaikan kalimatnya, Basuki sudah menggebrak meja. "Ibu kalau bilang enggak cukup, ya kita tambah pegawainya. Kalau cukup, ya saya tulis. Saya muak kalau begini hitungannya," kata Basuki kesal dengan suara yang meninggi dan rahang yang mengeras.

Tukang lapor sampah

Basuki mengaku merasa dikerjai lagi oleh anak-anak buahnya. Sebelumnya, ia juga merasa diakali oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah DKI Wiriyatmoko.

"Saya dikerjain lagi ini. Kalau kayak begini, saya penjarakan saja semuanya ke Kejaksaan. Gila aja, Wagub jadi tukang laporan sampah. Tolong deh hitung dan data mereka kerja di mana saja, tugasnya di jalan mana, kasih saya semuanya," kata Basuki seraya menunjuk pejabat Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang ada di samping kanannya.

Beberapa pejabat Dinas Kebersihan yang turut menghadiri rapat tersebut adalah Kepala Bidang Pengendalian Kebersihan Made Indrayasa, Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Engkos Kosasih, dan lainnya. Rapat juga dihadiri pihak swasta, Direktur PT Samhana Indah Jack Monang Napitupulu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com