Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Pristono: Ahok "Kebakaran Jenggot"

Kompas.com - 21/05/2014, 19:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang kuasa hukum Udar Pristono, Feldy Taha, berpendapat bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-lah yang meminta kliennya dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perhubungan.

Pencopotan itu terkait keterlibatan Pristono di dalam proyek pengadaan transjakarta dan bus kota terintegrasi bus transjakarta (BKTB) pada tahun anggaran 2013.

"Yang 'kebakaran jenggot' soal bus ini bekas adalah Ahok (Basuki). Dia juga yang terus menyudutkan klien kami untuk dicopot dari jabatannya. Ini namanya pembunuhan karakter," kata Feldy, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2014).

Pengacara dari Eggy Sudjana and Partners, Advocates, and Counsellor at Law itu menilai, penetapan Pristono sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung merupakan tindakan tergesa-gesa. Pihaknya juga tidak melihat ada upaya Pemprov DKI Jakarta untuk memberi perlindungan hukum kepada Pristono dan pejabat Dishub DKI lainnya yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Selain itu, lanjut dia, Basuki telah mengeluarkan pernyataan salah terkait Michael Bimo Putranto dalam pengadaan proyek transjakarta tahun anggaran 2013.

"Pak Ahok ini harus diperiksa karena telah melakukan pembohongan publik dan kami akan laporkan ke Mabes Polri dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan. Ada opini yang berkembang, kalau Ahok bilang Michael Bimo ini siapa? Dia dibilang sebagai makelar-lah segala macam," kata Feldy.

Kuasa hukum lainnya, Hasan Basri, mengatakan, opini yang berkembang terkait kasus dugaan penyalahgunaan anggaran pengadaan transjakarta telah menggiring publik untuk menyudutkan Pristono.

Ia juga menilai Basuki bersikap tidak etis karena terus berbicara lantang atas kasus tersebut. Terlebih lagi, Basuki merupakan seorang pejabat daerah. "Pak Ahok berteriak, ini sudah tidak etis. Hentikan sikap tertentu yang selalu membuat masalah, berteriak, menuduh, dan sebagainya. Karena kebanyakan kasus di Jakarta, orang tidak salah menjadi salah," kata Hasan.

Seperti diketahui, Kejagung telah menetapkan Udar Pristono sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan transjakarta dan BKTB pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2013 senilai Rp 1,5 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com