Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDN 04 dan SDN 08 Kebon Sirih Jadi Tempat Buang Sampah dan Limbah

Kompas.com - 07/06/2014, 05:35 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Halaman belakang SDN 04 dan SDN 08 Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi tempat pembuangan limbah penghuni eks Hotel Bali yang berlokasi tepat di belakang sekolah tersebut.

"Saya di sini sejak 2010. Kalau diperkirakan dengar dari kabar yang dahulu, sudah lebih dari tujuh tahun sekolah kami berbau tak sedap dari tumpukan sampah dan hal lain yang kotor," kata Kepala SDN 04, Ashadi, saat ditemui, Jumat (6/62014).

Ashadi mengatakan, keberadaan eks Hotel Bali membuat lokasi sekolah menjadi tidak sehat. Pasalnya, para siswa setiap hari menghirup udara kotor dari limbah yang ada. Namun, ujar dia, pengelola sekolah ini tak berani mengambil langkah awal dengan pertimbangan keamanan.

Menurut Ashadi, gedung di belakang sekolah merupakan eks Hotel Bali yang kini dihuni banyak warga. Dia mengaku tak tahu warga daerah mana yang mendominasi penghuni gedung itu, tetapi setiap hari selalu ada sampah yang melayang dari atas ke bawah.

Sebelum menggunakan pipa paralon untuk pembuangan limbah, pengelola bangunan eks Hotel Bali tersebut juga tak pernah memikirkan air yang terus mengalir ke pojok belakang sekolah. Ashadi mengaku pernah mendatangi langsung pengelola dan mengatakan proses belajar mengajar siswa terganggu karena bau tak sedap dan tak hentinya air mengalir deras.

"Awalnya saya di SD ini pas 29 Desember 2010. Saat itu belum ada pipa. Itu air dari atas isinya apa juga macam-macam. Saya pun berpikir ini tak bisa didiamkan," tutur Ashadi. Sepekan kemudian, pada 7 Januari 2014, dia bersama Kepala SDN 08 Suliah dan guru olahraga di sekolahnya mendatangi pengelola bangunan yang dikenal dengan nama Robert.

Atas keluhan soal pembuangan air itu, keesokan harinya pengelola bangungan langsung merapikan saluran pembuangan limbah mereka dengan memasang pipa paralon. Namun, pipa itu tak mampu menahan derasnya saluran air sehingga pecah dan bocoran air kembali mengalir di belakang sekolah.

Saat Kompas.com menyambangi lokasi, tumpukan sampah tak lagi banyak karena menurut keterangan Ashadi telah dilakukan pembersihan sampah secara bertahap. Di tanah berukuran 2 x 2,5 meter terlihat masih ada bekas sampah yang dibuang penghuni eks Hotel Bali, dan sebagian terlihat masih menyangkut di bekas akar pohon.

Sisa sampah yang masih terlihat itu mulai dari bungkus makanan, minuman, hingga pakaian dalam. Pipa paralon yang menempel pada dinding belakang hanya tersisa setengah. Aroma tak sedap menguar di sana.

Adapun kelas yang tepat berada di samping lokasi pembuangan limbah ini merupakan tempat belajar siswa kelas VI. Aktivitas sekolah tak terganggu karena para siswa, guru, serta petugas sekolah sudah terbiasa.

Tak jauh dari lokasi pembuangan limbah, berdiri dua kantin yang tak saling berhadapan. Kantin satu menghadap ke arah jalan keluar sekolah, sedangkan kantin dua menghadap ke arah kantin satu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com