Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"KRL Jakarta-Bogor Makin Sering Terlambat sejak Jadwal Diganti"

Kompas.com - 12/06/2014, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) mengeluhkan antrean untuk menggunakan jasa KRL pasca-perubahan jadwal kereta yang dimulai pada 1 Juni 2014.

"KRL Commuter Line Jakarta-Bogor semakin sering terlambat sejak jadwal diganti. Tadi saja kita berhenti sampai setengah jam menunggu antrean kereta di Stasiun Manggarai," kata Iwan (35) di Stasiun Juanda, Jakarta, Kamis (12/6/2014).

Sementara itu, Oyes (40), penumpang asal Citayam, menambahkan, perlu perhatian serius dari pemerintah terkait antrean KRL itu mengingat kejadian tersebut berlangsung hampir setiap hari dan menyebabkan ia terlambat bekerja.

KRL biasanya ditahan selama beberapa waktu sebelum memasuki stasiun-stasiun yang cukup sibuk, seperti Stasiun Gambir dan Stasiun Manggarai. Hal itu mengakibatkan waktu tempuh perjalanan KRL bertambah lama.

Menanggapi hal itu, Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan, antrean KRL pasca-perubahan jadwal 1 Juni memang tidak bisa dihindari karena jumlah perjalanan kereta yang bertambah.

"Saat ini, perjalanan kereta meningkat menjadi 645 perjalanan dari sebelumnya 589, tetapi belum disertai penambahan infrastruktur. Akibatnya, terjadi banyak antrean kereta di stasiun persinggahan, seperti Manggarai," katanya.

Ditambah lagi, dia mencontohkan, saat peralatan seperti wesel (pengatur jalur kereta) tersambar petir, terpaksa dilakukan pengalihan jalur sehingga arus kereta menjadi semakin terhambat.

"Apalagi Indonesia belum memiliki peralatan anti-petir yang canggih di semua stasiun untuk melindungi wesel," ujar perempuan berkacamata itu.

PT KCJ menyikapi hal tersebut dengan terus mengadakan sosialisasi tentang keterbatasan dan lingkup kerja PT KCJ kepada para pelanggan, baik melalui media sosial maupun bertatap muka langsung.

"Dengan sosialisasi diharapkan masyarakat akan lebih mengerti dan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com