Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Kawasan Monas Bayar Rp 5.000 biar Pengunjung Tak Jorok

Kompas.com - 16/06/2014, 07:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik, setuju Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menarik retribusi sebesar Rp 5.000 untuk masuk ke kawasan Monas, Jakarta Pusat. Dengan begitu, masyarakat lebih menjaga Monas dan tidak jorok.

"Taman Monas merupakan taman terbesar di Jakarta. Perlu ada pengelolaan dalam pemeliharaan dari Pemprov DKI. Kebijakan itu dilakukan agar masyarakat lebih tertib," kata Agus kepada Warta Kota, Minggu (15/6/2014).

Agus mengatakan, selama ini masyarakat Jakarta terkenal dengan masyarakat yang jorok. Upaya untuk menertibkan masyarakat harus ada tindakan tegas dari Pemprov DKI Jakarta.

"Di negara besar memang untuk masuk taman gratis. Tapi masyarakat kita jorok. Untuk pedagang kaki lima yang akan ditata di lapangan IRTI Monas sudah sangat baik. PKL tidak boleh berjualan sembarangan. Itu sudah bener ditata di IRTI dan tidak boleh sembarangan tempat di Monas," kata Agus.

Sedangkan Selamat Nurdin, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, mengatakan, DPRD akan memanggil stake holder dan masyarakat membahas soal retribusi itu.

Taman Monas yang luas sering digunakan untuk berolahraga dan berinteraksi sehingga perlu ada kesepakatan.

"Monas itu dijadikan ruang terbuka hijau jadi sangat  bermanfaat bagi masyarakat. Kalau demi kebaikan DPRD DKI, saya rasa setuju-setuju saja," kata Selamat.

Sedangkan pengelolaan Monas di bawah satu unit, yaitu Unit Pengelola Monas, Selamat sudah pernah mendengarnya. Namun, Pemprov DKI belum memberikan usulan itu ke anggota dewan.

"Saya rasa peraturan gubernur saja cukup. Jadi tidak perlu ada yang dipecat atau dicopot-copot," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com