Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Pembersih Makam saat Ramadhan

Kompas.com - 29/06/2014, 16:44 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Para pembersih dan perawat makam musiman di tempat pemakaman umum (TPU) Pondok Kelapa, Jakarta Timur, mengaku mengantongi setengah juta rupiah per hari dari hasil usaha menyabuti rumput dan menyirami tanah makam dengan air selokan.

"Kemarin, saya dapat ada barang gopek-lah (Rp 500.000). Banyak orang pada datang lihatin makam soalnya. Dibanding seminggu sebelumnya, saya paling banyak dapat 50.000," ucap Nganyih, yang sudah dua tahun menjadi pembersih makam musiman di TPU Pondok Kelapa, Minggu (29/6/2014).

Sehari sebelum memasuki Ramadhan, Nganyih mengaku kebanjiran order. Pada pukul 09.00, peziarah sudah antre untuk berziarah. Saat itu, dia mengikuti ke mana arah orang atau rombongan menuju tempat makam.

Di sana, ia tidak sendiri. Ada sekitar 50 orang lainnya yang menjadi pembersih makam musiman atau dadakan tersebut. "Saya mah ngikutin orang aja. Kalau udah ketemu makamnya tuh baru deh saya siapi-siap bersihin rumputnya, disapu juga, atau disiram. Kadang pakai air selokan. Tapi orang jarang minta disiram, soalnya udah bawa air kembang," kata ibu satu anak tersebut.

Pekerjaan membersihkan makam dikatakannya selesai hingga pukul 17.30 atau sebelum berbuka puasa. Wanita yang sehari-hari memulung ini hanya bertugas saat awal dan akhir setiap bulan Ramadhan saja.

Nganyih mengaku harus membantu perekonomian keluarga untuk menafkahi satu anaknya karena tidak bisa mengandalkan suami yang sudah sakit-sakitan tersebut. "Suka dukanya sih banyak. Ada yang kita udah bantuin bersihin makam tapi orang ngasih 1.000 perak. Ya, saya sih tetep terima aja. Tapi banyak juga yang kasih saya di atas 20.000 sekali bersihin makam orang," ucap Nganyih.

"Selain itu, juga kerjaan nyabutin rumput buat badan gatal-gatal. Kemarin saking banyaknya orderan, saya digigit semut kebon langsung gatal banget semalaman meriang juga," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com