Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Penukaran Marak, Warga Diminta Waspadai Uang Palsu

Kompas.com - 10/07/2014, 15:16 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Kepala Sub-Bagian Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo meminta warga untuk waspada terhadap beredarnya uang palsu menjelang Lebaran. Menurut Siswo, ada penjual jasa penukaran uang yang menyelipkan uang palsu di antara bundelan uang baru.

"Masyarakat harus waspada dengan berbagai modus yang dilakukan oleh penjual uang. Bisa saja uang palsu diselipkan," ujar Siswo kepada Kompas.com, Kamis (10/7/2014).

Siswo mengatakan, dia tidak melarang pembelian uang oleh masyarakat di pinggir jalan. Namun, dia meminta masyarakat waspada terhadap tiap lembar uang yang dibelinya.

Bisa saja terselip uang palsu di dalamnya, atau jumlah uang yang dibeli tidak sesuai dengan yang seharusnya. "Bisa saja kita belinya 100 lembar, tapi dapatnya kurang dari itu," ujarnya.

Siswo juga mengingatkan penjual uang sendiri karena bisa jadi justru mereka yang menjadi korban peredaran uang palsu. Selain itu, tempat transaksi juga di pinggir jalan yang terhitung rawan kejahatan. "Penjual uang harus waspada terhadap risiko tersebut," ujar Siswo.

Sebelumnya, jasa penukaran uang menjelang Lebaran sudah mulai marak di Kota Bekasi. Mereka mudah ditemui di pinggir jalan-jalan protokol, seperti Jalan Raya Kalimalang.

Salah satunya, Tianar Hutapea, penjual jasa penukaran uang baru di pinggir Jalan Raya Kalimalang. Dia mengaku mulai berjualan sejak tiga hari yang lalu. Dengan menggunakan angkutan umum, dia menuju Kalimalang dari rumahnya di kawasan Pulo Gadung.

"Rumah saya di Pulo Gadung, sudah 14 tahun di sana. Saat Ramadhan seperti ini, sudah tiga tahun, ya berjualan uang ini untuk dapat THR," ujar Tianar.

Tianar mengambil untung sebanyak 20 persen dari tiap lembar uang yang dijualnya. Untuk penukaran uang sebesar Rp 200.000, Tianar menjualnya seharga Rp 220.000. Untuk uang sebesar Rp 1.000.000, Tianar menjualnya seharga Rp 1.200.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com