Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluru ”Nyasar” Menerjang Roy Saat Mengaso di Jembatan Kanal Timur

Kompas.com - 21/08/2014, 23:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kurangnya pengendalian peredaran senjata api menyebabkan setiap warga di Jakarta berpotensi menjadi korban peluru nyasar. Leher Royani alias Roy Matroji (40) tertembus peluru saat duduk minum kopi di jembatan Kanal Timur, tak jauh dari Stasiun Cakung, Jakarta Timur, Selasa (19/8) malam.

Hingga Rabu (20/8) sore, sopir angkutan barang itu menjalani operasi pengangkatan peluru di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur. Berdasarkan informasi yang dihimpun, peluru itu bersarang di bagian daging leher Roy.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Cakung Ajun Komisaris Edi Susanta mengatakan, peristiwa penembakan itu terjadi sekitar pukul 23.00. Saat itu, korban sedang minum kopi bersama temannya di sebuah kedai di jembatan Kanal Timur.

Dari keterangan beberapa saksi, lanjut Edi, ada beberapa warga yang berteriak maling tak jauh dari tempat korban duduk ngopi. Kemudian menyusul dua sepeda motor kejar-kejaran.

Dua tembakan mengakhiri teriakan warga dan kejar-kejaran sepeda motor itu. Naas, salah satu tembakan itu malah mengenai leher Roy.

Padahal, saat itu korban sedang duduk minum kopi di jembatan Kanal Timur. Karena hanya mendengar teriakan warga, korban jadi beranjak berdiri dari kursi. Saat korban berdiri itulah salah satu dari dua peluru yang ditembakkan itu mengenai leher korban.

Darah pun mengucur dari leher korban. Atas bantuan temannya, korban dilarikan ke RS Islam Pondok Kopi. Akibat tembakan itu, korban kesulitan berbicara.

Istri korban, Umiyanah (34), menuturkan, mulanya dia hanya memperoleh kabar dari teman Roy bahwa Roy dilarikan ke RS Islam Pondok Kopi. ”Saya tidak diberi tahu bahwa suami saya tertembus peluru nyasar,” kata ibu dua anak ini.

Baru setelah tiba di RS Islam Pondok Kopi, Umiyanah yang datang bersama kakak Roy, Atiyah (47), menemukan Roy dalam kondisi luka parah di bagian leher. Menurut Umiyanah, peluru yang bersarang di leher menyebabkan Roy tak dapat berbicara. Umiyanah hanya memperoleh penjelasan dari paramedis rumah sakit, peluru yang menembus leher Roy bersarang di bagian daging leher.

Disampaikan Umiyanah, selama ini suaminya tak pernah memiliki musuh. Apalagi pekerjaannya hanya sopir angkutan barang sebuah pabrik sabun di Bekasi. Setiap hari, kata Umiyanah, suaminya memang ke Jakarta untuk memasok barang. Biasanya berangkat pagi dan pulang malam hari.

”Suami saya sudah 20 tahun bekerja sebagai sopir angkutan barang di pabrik sabun di Bekasi dan tugasnya memasok barang ke Jakarta,” kata Umiyanah.

Karena kondisi jalan di Jakarta yang macet, tak jarang Roy berhenti sejenak di pinggir jalan untuk istirahat. Itu pula sebabnya Roy kerap pulang malam hari.

Umiyanah tak pernah menyangka suaminya menjadi korban peluru nyasar di jalan. Apalagi selama 20 tahun bekerja sebagai sopir, suaminya tak pernah mengalami kecelakaan yang fatal.

”Selama ini suami saya bekerja baik-baik. Tidak pernah mengalami kejadian yang berbahaya seperti ini,” kata Umiyanah.

Umiyanah pun menyadari, belakangan ini senjata api rakitan beredar luas di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Tak sedikit komplotan penjahat menggunakan senjata api untuk melumpuhkan korbannya.

Atiyah, kakak korban, menyayangkan kejadian itu. Menurut dia, peristiwa peluru nyasar itu benar-benar di luar kendali setiap orang, termasuk adiknya. Apalagi peluru itu mengenai orang tak bersalah, termasuk Roy yang hanya dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Bekasi.

”Adik saya kan hanya pekerja biasa. Kenapa lantas dia yang menjadi korban penembakan,” katanya.

Umiyanah dan Atiyah sangat menyayangkan penembakan di jalan umum seperti yang dialami Roy. ”Kejadian ini benar-benar sangat disayangkan. Apa dosa suami saya yang kini tiba-tiba jadi korban? Kami ini orang kecil. Kini tumpuan nafkah keluarga jadi merana,” tuturnya. (MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com