Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Telantar Akan Jadi Taman dan Hutan

Kompas.com - 22/08/2014, 19:10 WIB
BOGOR, KOMPAS.com — Tim staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, Kamis (21/8), mempersiapkan lahan telantar seluas 11.000 meter persegi di belakang Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Bogor untuk dijadikan Taman Palupuh.

Kepala Bidang Pertamanan Dian Herdiawan mengatakan, biaya pembangunan Taman Palupuh senilai Rp 940 juta didapat dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui program pengembangan kota hijau (P2KH).

Palupuh merupakan taman ketiga yang dibangun dari P2KH. Taman sebelumnya adalah Taman Situ Anggalena seluas 14.000 meter persegi pada 2012 dan Taman Cipaku seluas 5.700 meter persegi pada 2013.

Lokasi bakal Taman Palupuh terletak di bukit tepi Jalan Vila Citra 3, Tegal Gundil, Bogor Utara. Bentuknya daratan bergelombang, berumput, sedikit tegakan, yakni randu dan pisang. Lokasi tidak dimanfaatkan optimal, padahal merupakan aset Pemerintah Kota Bogor bersama dengan Kompleks SMAN 7 seluas 24.000 meter persegi.

Di sebelah lahan adalah lapangan basket, lapangan sepak bola, dan rumah makam yang di pintu masuknya terdapat papan bertuliskan Keramat Eyang Prabu Ciung Wanara.

Palupuh (bahasa Sunda) berarti ’bambu’. Palupuh akan dibangun bertema olahraga dan budaya. Taman akan dihiasi ornamen produk budaya Sunda, antara lain gazebo dan tempat duduk.

Taman akan dilengkapi lintasan jalan, lari, sepeda, dan wahana permainan anak-anak, antara lain ayunan dan jungkat-jungkit. Pembangunan sudah melewati tahap lelang dan sanggah sehingga bisa diyakini selesai dua-tiga bulan.

Dian mengatakan, kucuran dana P2KH untuk yang ketiga kalinya merupakan kebahagiaan tersendiri. Sebab, kota atau kabupaten yang sudah diberi kucuran dana dua kali tidak akan dibantu lagi. Namun, Kementerian PU mungkin melihat kesungguhan Pemerintah Kota Bogor membangun taman baru untuk warga. Dampaknya, pengajuan bantuan dana untuk pembangunan taman baru dikabulkan lagi.

Selain itu, sebagian jalur hijau di Jalan Ahmad Yani sepanjang 500 meter dan seluas 1,3 hektar akan dijadikan Hutan Kota Ramah Burung. Penataan dan penanaman agar menjadi hutan kota berbiaya Rp 1,5 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pembangunannya dalam tahap persiapan lelang. Pembangunan fisik diyakini selesai akhir 2014.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menegaskan, pembangunan taman-taman merupakan salah satu program prioritas. Jika Palupuh dan hutan kota sudah jadi, taman aktif yang dikelola oleh perangkat daerah akan menjadi 29 lokasi. Itu tidak termasuk hutan kota, kebun raya, taman perumahan, jalur hijau, pulau jalan, dan fasilitas sosial-umum yang belum terdata dan menjadi aset pemerintah daerah.

Di Kota Bogor, luas taman mencapai 120.000 meter persegi. Itu terdiri dari taman kota 20.000 meter persegi, taman jalur 18.000 meter persegi, dan jalur hijau 82.000 meter persegi. Luas taman ditambah dengan pelbagai program, misalnya pembangunan taman dan arena bermain di bantaran sungai dan kompleks perumahan dengan melibatkan warga. (BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com