Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu: Jadi Korban Kekerasan Seksual di JIS, AK Ditolak di Sekolah Lain

Kompas.com - 03/09/2014, 14:23 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Siswa korban kekerasan seksual di TK Jakarta International School (JIS), AK, ingin bisa bersekolah lagi. Namun, ketika mendaftar di salah satu sekolah di Jakarta, bocah itu ditolak karena merupakan korban kekerasan seksual di JIS.

Hal itu dikatakan TH, ibunda AK, yang akan menghadiri sidang kasus tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2014).

"Coba bayangkan, saya sudah bayar seragam, tinggal tunggu masuk. Tapi, pas saya ke sana, katanya anak saya tidak bisa diterima," tutur TH kepada Kompas.com.

Kini, AK hanya berada di rumah dan sesekali diajari membaca dan menghitung oleh ayahnya.

Sebelumnya, AK berencana didaftarkan lagi di sekolah internasional, seperti JIS, tetapi nenek AK menentangnya karena khawatir bakal terjadi kekerasan seksual di sekolah itu. Menurut TH, nenek AK sudah tidak percaya lagi dengan keamanan di sekolah-sekolah besar.

Tadinya, AK akan disekolahkan selama enam bulan saja karena tahun depan AK dan keluarga akan pindah ke luar negeri. Kini, TH meminta bantuan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia untuk bisa menyekolahkan AK kembali.

Sidang hari ini beragendakan pembacaan eksepsi terdakwa. Sidang dijadwalkan dimulai pukul 13.00 WIB, tetapi diundur hingga waktu yang belum ditentukan.

Sudah hadir di pengadilan TH dan suaminya dari Belanda, pengacara korban Andi M Asrun, keempat terdakwa yang merupakan petugas kebersihan di JIS, pengacara terdakwa, dan perwakilan dari Komisi Nasional Perlindungan Anak, Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com