Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salahi Kontrak "E-ticketing", Bank DKI Digugat ke Pengadilan

Kompas.com - 04/09/2014, 19:18 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank DKI dituding telah melakukan pelanggaran kontrak penerapan tiket elektronik pada layanan bus transjakarta. Bahkan, saat ini Bank DKI sedang dalam status tergugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Penggugat adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI) yang merupakan vendor tiket elektronik, yakni PT Megah Prima Mandiri. Menurut direktur utamanya, Tedja Sukmana, PT Megah Prima Sukmana merupakan pihak yang telah memenangi tender implementasi tiket elektronik yang diadakan oleh Bank DKI pada Februari 2012.

"Pada Juli 2011, Bank DKI dipercaya oleh pengelola transjakarta untuk menjalankan sistem elektronik. Dalam perjanjiannya, Bank DKI berhak menggandeng mitra strategis. Setelah melalui proses tender, kami yang akhirnya jadi pemenang," kata Tedja, di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Tedja menjelaskan, seusai pengumuman pemenang tender, pada tahap awal pihaknya diminta untuk membangun sarana pendukung tiket elektronik di Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas). Tedja berujar, saat ini perusahaannya diminta untuk melakukan dengan dana sendiri terlebih dahulu sebelum adanya kucuran dana dari Bank DKI.

Tujuannya untuk mengejar waktu peluncuran dan janji pengelola bus transjakarta kepada Gubernur DKI Jakarta. "Karena ada niat baik dari kami, maka kami melaksanakan keinginan dari Bank DKI. Setelah Koridor VIII, rencananya akan dilanjutkan ke Koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas) dengan pendanaan dari kami sendiri menunggu keluarnya pendanaan dari bank," ucap dia.

Menurut Tedja, dalam usaha mencari pendanaan, tak ada satu pun lembaga keuangan yang menganggap investasi tiket elektronik feasible. Tedja mengaku saat itu langsung menyampaikan hal tersebut ke Bank DKI.

Namun, kata dia, Bank DKI tidak pernah memberikan saran atau membantu pemecahan permasalahan. "Bank DKI bahkan secara sepihak telah menganggap kami lalai dalam investasi ini. Padahal, kami sudah mengeluarkan banyak pendanaan pada implementasi tiket elektronik di Koridor IV dan VI. Kami sebenarnya mampu untuk menyelesaikan proyek ini," ujar Tedja.

Lebih lanjut, kata Tedja, perusahaannya juga tak diberi tahu ada konsorsium lima bank (Bank DKI, BNI, BRI, BCA, dan Mandiri) pada akhirnya meluncurkan tiket elektronik di Koridor I pada 22 Januari 2013, dengan menunjuk PT Gamatechno sebagai konsultan TI.

Sementara di sisi lain, kata Tedja, Bank DKI belum juga mencairkan dana untuk PT Megah Prima Mandiri sehubungan dengan fasilitas yang mereka bangun di Koridor IV dan VI.

"Kami sangat khawatir dana investasi di Koridor IV dan VI terbengkalai. Padahal, sampai saat ini Bank DKI masih mempergunakan fasilitas yang telah kami bangun di Koridor IV dan VI. Kami merasa tidak ada niat baik dari Bank DKI untuk menyelesaikan masalah ini," ujarnya. [Baca juga:
Ahok Marah, Dirut Bank DKI Pucat, Penghuni Rusun Marunda Tepuk Tangan]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com