Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Marah, Dirut Bank DKI Pucat, Penghuni Rusun Marunda Tepuk Tangan

Kompas.com - 04/09/2014, 11:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluarkan kekesalannya karena kecewa dengan kartu virtual account produksi Bank DKI, Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono yang duduk di hadapannya terlihat pucat. Ia tertunduk, mengangguk, dan berbincang dengan Direktur Operasional Bank DKI Martono Suprapto.

Basuki kecewa karena kartu virtual account itu hanya mencantumkan nomor unit rusun para penghuni. Tidak ada identitas beserta foto penghuni. Basuki mempermasalahkan hal ini karena rancangan kartu dibuat seadanya. Pemprov DKI menjadi tidak bisa mengontrol penghuni dan status kepemilikan rusunnya.

"Selama ini, yang sering kejadian di kita itu, warga miskin dikasih rusun. Mereka warga yang punya niat jahat ini bisa jual lagi ke warga kelas menengah yang berani beli rusun dengan harga Rp 50-60 juta. Kalau ada oknum yang menawarkan Rp 50 juta ya saya ambil, saya balik lagi tinggal di pinggir waduk, duitnya bisa saya pakai buat bikin usaha, bangun rumah, kawin lagi," ujar Basuki, di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Kamis (4/9/2014).

Mendengar itu, ratusan penghuni Kluster B yang memadati lokasi acara langsung bertepuk tangan riuh. Mereka menyatakan setuju atas semua pernyataan yang diucapkan Basuki.

"Persoalan di rusun ini tambah parah karena banyak pejabat kita (DKI) yang korup, bermain anggaran. Mereka bermain-main dengan oknum RT, RW, calo, satpam buat jual beli rusun," kata pria yang akrab disapa Ahok itu kesal.

Para penghuni rusun kembali bertepuk tangan riuh mendengar ucapan Basuki. "Ayo, Pak, tangkap itu pejabat-pejabat sama malingnya. Banyak banget di sini malingnya," kata sekelompok ibu yang duduk di sisi kanan Basuki.

"Kalau kartu virtual account-nya cuma tercantum nomor seperti ini, tidak ada indentitas dan fotonya, ya gampang diperjualbelikan unit rusunnya. Paling nanti kartu ini sudah pindah tangan ke oknum lain. Oknum-oknum lagi pada senang karena kartu virtual account cuma seperti ini," ujar Basuki lagi kepada Eko.

Pembayaran sewa rumah susun melalui virtual account cash management system ini adalah pembayaran retribusi autodebet tiap bulannya. Dalam kartu virtual account dengan ukuran ATM itu hanya tertera nomor virtual account, kode rusun, kluster, blok rusun, lantai, dan nomor unit. Ketika warga ingin membayar retribusi melalui ATM, warga harus memasukkan nomor virtual account yang tertera dalam kartu itu.

Pada Kamis ini, ada sepuluh perwakilan warga yang menerima kartu virtual account. Nantinya, semua penghuni Rusun Marunda akan diberikan kartu virtual account sebagai pelengkap ATM Bank DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com