Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Bentrok, Kawasan Waduk Ria Rio Akan Dijaga 24 Jam

Kompas.com - 11/09/2014, 14:38 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta PT Pulomas di kawasan Waduk Ria Rio, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur kini dijaga aparat gabungan dan keamanan dari PT Pulomas.

Mereka akan mengamankan 24 jam area tersebut guna mengantisipasi bentrok seusai Laskar Merah Putih menduduki tanah tersebut Rabu (10/9/2014) kemarin.

"Akan diawasi selama 24 jam. Ini situasional. Kami tidak ingin ada bentrok apalagi ini tanah Pemprov tapi ada warga yang menganggap memiliki," kata Kepala Polisi Sektro Pulogadung, Komisaris Mochamad Nasir kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (11/9/2014).

Sebagai aparat pengamanan, kata Nasir, kepolisian akan terus menjaga tanah sengketa itu hingga batas waktu yang belum ditentukan. Nasir pun mengungkapkan, kemungkinan pengamanan akan berlanjut hingga seluruh lahan diberi pagar. [Baca: Setelah Laskar Merah Putih Dibekuk, Kawasan Waduk Ria Rio Dijaga Ketat Aparat]

Menurut dia, apabila lokasi itu tidak diawasi akan terjadi bentrok antar warga. Aparat gabungan ini juga akan mengawasi sampai area belakang atau rumah warga yang akan ditertibkan.

"Ya kawasan Waduk Ria Rio ini harus diawasi. Takut terjadi hal tidak diinginkan. Dengan warga belakang (yang akan ditertibkan) pun kami terus sosialisasi agar tidak terjadi bentrok. Kami kan tidak mau bentrok dengan masyarakat," kata Nasir.

Nasir mengatakan, kemarin saat Laskar Merah Putih berada di lokasi mengaku hanya berjaga dan tidak tahu menahu soal tanah.

Mereka, kata Nasir, dibayar untuk mengawasi lahan PT Pulo Mas Jaya itu dengan dibayar Rp 50.000 selama 12 jam. Meski tidak mengetahui masalah sengketa lahan dan hanya bertugas mengawasi, kata Nasir, anggota laskar itu membawa senjata tajam seperti celurit dan pisau.

Nasir mengungkapkan bahwa mereka hanya ingin memenuhi kebutuhan hidup sehingga menerima bayaran untuk makan.

"Itu tidak hanya satu, lebih dari satu ada senjata tajam. Mereka bilang itu bayaran buat makan. Mereka tidak tahu apa-apa. Ya, namanya untuk kebutuhan sendiri. Sekarang mereka ditangani Polda Metro Jaya untuk proses selanjutnya," kata dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com