Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Berharap Bisa Buka Lapak Usaha

Kompas.com - 13/10/2014, 13:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah penghuni baru Rumah Susun Sewa Sederhana Cengkareng, Jakarta Barat, mendesak pengelola rumah susun atau Unit Pengelola Rumah Susun segera memberikan izin membuka usaha di rusunawa. Tanpa tempat usaha baru, mereka kesulitan untuk bisa bertahan hidup.

Keluarga pasangan Marjono (57)-Manisah (48) berharap bisa segera mendapat lapak tempat berjualan nasi uduk. Marjono bekerja sebagai sopir proyek dengan bayaran setiap sepekan, Rp 500.000. Istrinya, Manisah, yangsebelumnya berjualan nasi uduk, bisa mendapat untung bersih sehari Rp 50.000.

Jika Ramadhan tiba, ia menjual kolak, asinan, dan makanan ringan lainnya untuk berbuka puasa. ”Dapat tempat di sini kami sudah bersyukur. Tetapi tolong dipikirkan juga kelangsungan hidup kami,” kata ibu tiga anak, Minggu (12/10).

Setelah rumah mereka di RT 007 RW 002, Rawabuaya, Cengkareng, terkena penertiban dan dibongkar, keluarga ini terpaksa mengontrak rumah sebulan dengan tarif Rp 400.000.

Marjono dan Manisah tinggal di Rawabuaya sejak 1982. Mereka membeli sepetak bangunan peturasan umum seluas 3 meter x 12 meter, lalu diubah sebagai rumah tinggal. ”Waktu itu harganya cuma Rp 2,5 juta,” kata Marjono.

Kerugian terbesar saat penertiban dialami Pasangan Abdul Kholim (50)-Salam (50). Mereka membuka usaha memperbaiki televisi dan menjual perlengkapan listrik, termasuk televisi-televisi bekas.

”Kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang modal kami saat penertiban berlangsung. Semuanya hancur. Nilainya sekitar Rp 25 juta,” kata Salam.

Sebelumnya, dari usaha berdagang alat listrik, omzet Salam sehari bisa mencapai Rp 500.000-Rp 1 juta, sedangkan dari hasil memperbaiki televisi, Kholim, yang juga bekerja sebagai petugas satpam, bisa mendapat Rp 100.000.

Mereka pernah sebulan menumpang hidup di tetangga sementara Kholim tidur di gardu jaga. ”Harapan saya, pengelola bisa segera mengatur pengadaan lapak untuk berdagang,” kata Kholim.

Khawatir Kumuh

Kepala UPRS Wilayah 2 Ujang Zaenudin, yang dihubungi terpisah, mengatakan, tempat usaha berupa deretan kios di lantai dasar baru akan dibangun dan siap pada akhir 2015. ”Kalau cuma dibuatkan lapak-lapak untuk usaha, nanti lingkungan jadi kumuh,” tutur Ujang.

Pengacara pendamping warga dari PBHI Jakarta, Anggit Sinaga, berharap, Pemprov DKI tidak bersikap kaku.

”Kalau alasannya cuma kekhawatiran lingkungan bakal kumuh, kan bisa diatur?” ujarnya saat dihubungi kemarin. (WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com