Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Enggak Berani kalau Semua PNS Enggak Benar

Kompas.com - 27/10/2014, 16:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahun 2015, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin lurah dan camat tidak hanya menjadi kepala wilayah, tetapi juga mereka harus menjadi kepala panti asuhan, orangtua, juga manajer perumahan.

Hal ini seiring dengan diberlakukannya pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) pada 2015. Basuki tidak peduli, meski sistem IT-nya belum jalan, lurah dan camat sudah harus menjadi "calo".

"Meski sistem IT-nya belum jalan, lurah dan camat dan PTSP seperti kantor calo. Orang mau lapor aja diurusin. Mau istri ditabok suami pun harus diurusin. Kalau perlu sampai memberikan bantuan hukum," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di hadapan kepala SKPD/UKPD, di Balaikota Jakarta, Jumat (24/10/2014).

Kelak, kata Basuki, lurah dan camat akan menjadi kunci. Petugas PTSP juga tidak lagi memakai baju putih hitam, tetapi memakai seragam PNS berwarna coklat atau hijau. Dia optimistis PNS DKI bisa melayani warga Jakarta.

"Dulu, saya pernah ditanya, 'Kamu berani berhadapan dengan semua PNS?' Saya enggak berani kalau semua PNS enggak bener. Saya berani masuk karena saya hitung, 60-80 persen baik. Saya berani. Sama-sama pengen bangun Jakarta, ngapain takut? Kalau PNS-nya semua enggak bener, baru saya  takut. Mengerikan. Kalau cuma 20 persen yang enggak bener, ngapain takut?" tutur dia.

Untuk itu, lanjut Basuki, lurah dan camat akan memiliki pegawai. Pegawainya adalah dengan memanfaatkan pegawai di sudin-sudin. Dengan begitu, jika ada masalah di wilayahnya, pegawai suku dinas bisa langsung membereskan masalah tersebut, misalnya jalan berlubang.

Selama ini, kata Basuki, banyak jalan berlubang yang tidak segera ditambal sehingga banyak memakan korban. Padahal, itu bisa segera dibereskan jika lurah berkuasa.

"Harusnya, yang mengontrol ini semua lurah. Cuma lurah kan alasannya perintah sudin enggak mau dengarkan. Kalau sekarang enggak mau perintah sudin, lapor wali kota, copot. Langsung jadi staf aja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com