Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Masjid Amir Hamzah TIM Setelah Dibongkar

Kompas.com - 27/10/2014, 18:36 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembongkaran Masjid Amir Hamzah di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Agustus 2013 silam, membuat tempat ibadah itu harus pindah lokasi.

Untuk sementara, masjid itu dipindahkan masih dalam kawasan TIM dan tak jauh dari lokasi sebelumnya. Meski begitu, kondisi masjid sementara itu tak sebanding dengan masjid yang dibangun pada masa Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Masjid itu kini berada di lantai basement.

Kompas.com Senin (27/10/2014) siang coba menyambangi masjid sementara itu. Sebelum masuk, ada sebuah bangunan kaca tak terlalu besar.

Bangunan itu berada di belakang Planetarium atau tepat di depan Gedung Teater Kecil yang berstruktur efek rumah kaca serta berhadapan langsung dengan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin.

Dari bangunan kaca itu terpampang tulisan "Masjid" dan "Area Masjid". Pintu masuk yang berada di sisi kanan pun dibuka untuk umum. Untuk menuju masjid sementara, ada 27 anak tangga memutar yang harus dilalui lengkap dengan pegangan tangga warna senada. [Baca: Nasib Masjid Amir Hamzah TIM Kini...]

Sayangnya, pada beberapa anak tangga, konstruksi alasnya tak lagi bagus. Dari keramik hitam yang menjadi alas anak tangga, terlihat pecahan keramik membuka semen putih di dalamnya.

Kondisi di tangga itu pun cukup berdebu. Ketika sampai di ujung anak tangga, sebuah pintu kaca terbuka dan terlihat area parkir mobil.

Masjid itu berada di sisi kanan area parkir mobil. Masjid ini memiliki ruangan sekretariat yang berada di sisi kanan. Sedangkan tempat ibadah itu berdampingan baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Tempat shalat perempuan berada di sisi kanan itu terlihat bertembok dan berdiri dengan satu pintu di sisi kirinya. Lain halnya dengan tempat shalat laki-laki yang tidak memiliki tembok untuk menutupi tempat ibadah itu.

Tempat shalat laki-laki itu terlihat jelas dari area parkir dan hanya ditutupi pembatas sepanjang satu meter. Untuk memberi nuansa sejuk di dalam masjid sementara itu, empat buah kipas angin dipasang di plafon, serta satu buah AC dipasang di tempat solat perempuan.

Mimbar warna cokelat pun terpampang di tepi kiri depan masjid. Penjaga Masjid Amir Hamzah TIM, Panji mengatakan, masjid sementara itu dipergunakan hingga pembangunan yang dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu selesai dibangun kembali.

"Masjid dipindah sementara sejak September 2013. Sudah setahun kita menempati masjid sementara ini, tidak terasa," kata Panji.

Menurut dia, masjid sementara di area parkir itu sebelumnya adalah mushala. Kemudian, kata dia, dalam rangka pembongkaran dan pembangunan kembali, pemerintah melebarkan mushala menjadi masjid sementara itu hingga mencukupi jamaah shalat sehari-hari.

Sempitnya tempat shalat itu membuat mahasiswa dan pengurus harian menggelar karpet hingga ke parkiran mobil. Kata dia, jamaah Masjid Amir Hamzah memang tak pernah sepi apalagi di hari Jumat.

Tak hanya itu, masjid sementara nyatanya memiliki pengelola yang berbeda. Dengan lokasi di gedung yang berbeda, sistem keamanan dan penggunaan gedung parkir menjadi berbeda. "Sekarang buka jam 11.00 dan harus tutup jam 20.00 WIB alias ba'da isya setiap harinya," kata dia.

Jika di Masjid Amir Hamzah, Panji yang sudah tinggal 11 tahun itu selalu membuka masjid 24 jam. Sedangkan kondisi di masjid sementara berbeda. Ia juga mengungkapkan, masjid sementara itu dapat terbuka hingga pukul 21.00-22.00 WIB. Itu dilakukan bila ada acara di teater atau area TIM.

Sebab, jika ada acara, pengunjung yang membawa mobil akan memarkirkan mobil di parkir bawah. Sedangkan pada sehari-hari, parkiran itu ditutup.

Namun, bagi Panji yang kini diminta adalah percepatan pembangunan kembali Masjid Amir Hamzah. Panji menyatakan masjid itu sebagai bangunan tua yang bersejarah. Ia mengaku bangunan itu cukup kuat.

"Hanya ada rusak di bagian plafonnya, (kadang) itu yang bocor. Tetapi kalau tulangan kuat sekali kan pakai besi," ujar dia.

Sebagai penjaga masjid, ia pun berharap pembangunan kembali itu lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Itu, kata dia, adalah keinginan masyarakat yang sudah mengetahui masjid tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com