Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kelurahan di DKI Jakarta Masih Rawan Banjir

Kompas.com - 31/10/2014, 08:14 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan ada 125 kelurahan di Jakarta yang masuk kategori rawan banjir. Meski demikian, BPBD belum merinci kelurahan mana saja yang masuk dalam kategori itu.

Adapun Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan memprediksi tiga kelurahan masuk dalam kategori itu. Ketiganya adalah Muara Kapuk di Jakarta Utara, serta Petogogan dan Pondok Karya di Jakarta Selatan.

Manggas menilai ketiga wilayah tersebut akan tetap tergenang banjir saat musim penghujan mendatang, baik karena luapan sungai maupun air pasang laut (rob).

"Rasanya yang masih tergenang itu daerah Muara Kapuk, karena tanggulnya belum selesai. Jadi kalau ada rob akan terkena banjir," ujar Manggas, Kamis (30/10/2014). "Kemudian daerah Petogogan, masih belum bisa kami atasi karena kalau Kali Krukutnya naik pasti tergenang."

Untuk daerah Pondok Karya, Manggas mengatakan setiap kali permukaan air Kali Mampang naik maka kawasan tersebut pasti tergenang. "Itu belum tuntas kami atasi," aku dia yang baru saja rapat dengan jajaran pimpinan DPRD DKI.

Untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut, Manggas mengatakan bahwa Dinas PU terus melakukan berbagai upaya, antara lain melakukan penertiban bangunan liar yang berdiri di atas saluran penghubung.

Menurut Manggas, dari 884 saluran penghubung yang ada saat ini, hampir 90 persen dihuni oleh masyarakat untuk bangunan liar. Keberadaan bangunan itu dinilai mengganggu aliran air, tak terkecuali di Kali Mampang.

Manggas mengatakan, bangunan liar di atas saluran penghubung Kali Mampang menyisakan lebar kali tinggal 6 meter dari seharusnya 20 meter. "Kalau kami tertibkan bangunan liar di bantaran kali atau saluran mikro lainnya, maka kami bisa dapat jalan inspeksi sebanyak 120 ribu meter persegi," ujar dia.

Selain berfungsi untuk menjaga aliran kali tak terhambat, papar Manggas, jalan inspeksi juga bisa menjadi jalan alternatif yang mengurangi kemacetan. Jalan itu juga dapat dipakai sebagai akses untuk kendaraan pemadam kebakaran. "Tapi itu semua perlu waktu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com