Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga dan Tetangga Terkejut Arsyad Pulang Diantar Polisi

Kompas.com - 03/11/2014, 19:12 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Arsyad (24), penghina Presiden Joko Widodo, mendapat penangguhan penahanan setelah ditahan selama 11 hari di tahanan Mabes Polri. Pada Senin (3/11/2014) sekitar pukul 07.30, dia diantar pulang oleh aparat kepolisian ke rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur.

Kepulangan Arsyad itu mengejutkan tidak hanya keluarga, kuasa hukum, tetapi juga tetangga-tetangganya.

Ketua RT tempat Arsyad tinggal, Juli Karyadi, mengaku kaget mendengar kabar Arsyad sudah pulang. Sebab, keluarga dan warganya sudah siap menjemput Arsyad ke Mabes Polri.

"Kata petugas sudah diantar penyidik. Jadi, Arsyad diantar penyidik tanpa tunggu kehadiran pihak keluarga dan kuasa hukum. Kami apresiasi Polri atas pemulangan seperti ini," kata Juli kepada Kompas.com, Senin siang.

Juli mengatakan, awalnya ia, keluarga Arsyad, dan tim kuasa hukim sudah bersiap pukul 09.00 WIB berangkat ke Mabes polri. Namun, mendengar kabar kepulangan Arsyad, ia pun merasa lebih baik untuk keluarga karena tidak harus menjemput.

Ibu Arsyad, Mursidah, mengaku sedang mencuci pakaian di belakang rumah ketika Arsyad sampai di rumah. Saat itu, sebenarnya dia menunggu kedatangan kuasa hukum Arsyad untuk berangkat bersama-sama ke Mabes Polri sekitar pukul 09.00 WIB.

Namun, tiba-tiba empat polisi datang untuk mengantar anak sulungnya itu. Kepada Mursidah, polisi-polisi itu mengatakan bahwa Arsyad mendapat penangguhan penahanan dengan syarat wajib lapor.

"Saya enggak tahu ada berkas lalu tanda tangan. Yang tanda tangan bapaknya (Syafrudin)," kata dia.

Pemulangan pemuda yang memajang foto tidak senonoh Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu juga tidak disangka kuasa hukumnya, Irfan Fahmi.

"Kami rencananya memang sudah mau jemput. Seperti dibilang kemarin kami akan datang pukul 09.00 WIB. Tapi Arsyad sudah pulang," kata Irfan.

Dia sendiri berpendapat kasus Arsyad bisa menjadi pelajaran bagi siapapun untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

Irfan juga mengatakan akan melanjutkan kasus hukum yang menjerat Arsyad. Ia tak akan melepas begitu saja kasus yang tengah ditangani Mabes Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com