Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Linang Air Mata, Ibu Ini Menuturkan Kematian Anaknya

Kompas.com - 14/11/2014, 22:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Erlita (36), ibu dari Andi Audi Pratama (16), siswa kelas XI SMA 109 Jakarta yang tewas sebagai korban tawuran pelajar antara SMA 60 dan SMA 109, menuturkan kronologis kematian anaknya itu, Jumat (14/11/2014).

Dengan terbata-bata, Erlita menyesalkan kematian tragis anaknya itu. Andi ditemukan sekarat di perempatan Pejaten Village, Jakarta Selatan pada Sabtu (8/11/2014). Menurut dia, hari itu pada pukul 21.30 WIB, Andi dijemput dua orang temannya bernama Rahmat dan Billy.

Erlita mengatakan dua teman Andi itu datang dengan menunggang sepeda motor. Informasi yang dia dapat mengatakan Andi diajak ke salah satu minimarket di dekat kampus Universitas Nasional, di Jalan Pejaten Raya.

"Anak saya tidak izin. Jadi waktu itu saya sedang di IGD karena orang tua saya sakit, papanya pulang-pulang kerja langsung capek. Biasanya anak saya pulang sekolah langsung masuk kamar," tutur Erlita usai bertemu dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, di Balaikota Jakarta, Jumat petang.

Belakangan Erlita mendapat kabar bahwa sejak Jumat siang sebagian pelajar SMA 60 dan SMA 109 sudah terlibat saling ejek di jejaring media sosial. Menurut dia, ada intervensi dari para alumnus kedua sekolah di balik aksi saling olok itu. "Jadi awalnya mereka ejek-ejekan di situ. SMA Negeri yang satu ejek-ejekan dengan SMA negeri yang lain."

Erlita pun menganggap teman-teman Andi telah menjebak anaknya itu. Terlebih lagi, mereka meninggalkan Andi yang terkapar di jalan saat pelajar kedua sekolah itu terlibat bentrok. "Sebelum kejadian anak saya di-SMS teman-temannya. Anak saya sudah di rumah dan pakai pakaian yang tidak siap untuk berkelahi, pakai sandal," kata dia.

"Temannya meninggalkan, terus saya bilang ke teman-temannya katanya solid kok begini ditinggalin. Anak saya diajak, diajak rupanya dia ditinggalin, solidnya mana?" ucap Erlita dengan berlinang air mata.

Andi diduga menjadi korban pengeroyokan dalam tawuran tersebut. Dia ditemukan sekarat di sekitar Pejaten Village. Dilarikan ke RS JMC di Pancoran, Jakarta Selatan pada sekitar pukul 23.00 WIB, nyawanya tak tertolong meski sempat mendapat perawatan. 

Di badan Andi ditemukan sejumlah luka, termasuk luka bacok di kedua betis, tangan, dan bahu. Selain itu, pipi kanannya sobek, mulai dari mulut hingga di dekat telinga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com