Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota TNI Kritis Dianiaya Geng Motor

Kompas.com - 24/11/2014, 09:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Penganiayaan yang dialami anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) oleh sekelompok orang kembali terjadi. Hal tersebut kali ini dialami anggota Yon Zikon TNI AD, Praka Wahyu Adi (31), di Jalan Pertigaan Arundina, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, pada Minggu (23/11/2014) pukul 02.30.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ade Rahmat Idnal mengungkapkan, penganiayaan itu berawal saat Wahyu tengah melaju dengan sepeda motor bersama rekannya, Padli (31). Saat melintas di Jalan Pertigaan Arundina, Wahyu berpapasan dengan salah satu geng motor.

Saat itu, motor yang dikendarai Wahyu tidak sengaja bersenggolan dengan salah satu pelaku bernama Ryan Septian (17). Keduanya pun terlibat adu mulut dan sempat menepi di pinggir jalan.

"Setelah terlibat cekcok, Wahyu sempat mencekik pelaku. Namun, karena saat itu pelaku bersama 9 rekannya yang lain, akhirnya Wahyu meminta maaf," kata Ade, Minggu di Mapolres Jakarta Timur.

Ade melanjutkan, permintaan maaf Wahyu rupanya tak digubris oleh pelaku. Ryan, yang tersulut emosi, langsung mengambil parang yang diselipkan di bajunya dan menusuk tengkuk Wahyu dari arah belakang, hingga Wahyu tersungkur.

Merasa belum puas, Abdurrahman (21), pelaku lainnya, ikut menganiaya Wahyu dengan tangan kosong. Sementara itu, Padli, teman Wahyu, tidak bisa berbuat banyak karena saat itu sekelompok geng motor yang terdiri dari 10 orang sudah mengerubunginya. "Melihat korbannya tersungkur, pelaku melarikan diri ke arah Jalan Raya Bogor," ujar Ade.

Oleh warga sekitar, kata Ade, Wahyu lalu dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Tugu Ibu untuk mendapat pertolongan pertama. Pukul 04.00, Wahyu dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, untuk mendapat perawatan intensif.

"Korban sedang menjalani perawatan intensif di RSPAD. Kondisinya kritis karena mengalami luka tusuk di bagian tengkuk," ujar Ade.

Ade menambahkan, setelah mendapat laporan penganiayaan itu, pihaknya langsung melakukan olah TKP dan mewawancarai beberapa saksi mata. Dari penyelidikan tersebut, polisi mendapatkan ciri-ciri kendaraan sepeda motor dan beberapa pelat nomor kendaraan kelompok itu.

Berbekal informasi itu, polisi langsung meringkus dua orang dari kelompok tersebut. Dua orang tersebut diringkus di rumah mereka di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Kepada polisi, keduanya mengaku hanya ikut dalam rombongan, bukan menganiaya Wahyu.

"Dari dua orang ini lalu kami kembangkan, hingga diketahui bahwa yang menganiaya korban bernama Ryan dan Abdurrahman," ujar Ade.

Mendapat keterangan itu, anggota Jatanras Polres Metro Jakarta Timur langsung menangkap kedua pelaku penganiaya Wahyu. Ryan ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya di daerah Depok, Jawa Barat, dan Abdurrahman ditangkap di rumahnya di daerah Munjul, Ciracas, Jakarta Timur.

Kepada polisi, para tersangka mengaku bahwa mereka juga menganiaya salah seorang warga di daerah Cimanggis, Depok. Hal itu dilakukan setelah pelaku menganiaya Praka Wahyu di Ciracas.

"Setelah menusuk Praka Wahyu, pelaku langsung melarikan diri ke arah Jalan Raya Bogor. Setibanya di daerah Cimanggis, mereka kembali menusuk pengendara di sana," kata Ade.

Ade mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan polsek setempat guna mengetahui identitas korban penusukan di daerah Cimanggis. Di hadapan polisi, kata Ade, pelaku memang berniat menganiaya pengendara lain saat di tengah jalan. Sebab, saat penangkapan tersangka, polisi juga menyita sebuah parang dan celurit.

"Ada indikasi bahwa para pelaku juga habis menenggak minuman beralkohol. Makanya, saat cekcok, pelaku langsung menganiaya korban," ujar Ade.

Menurut Ade, kedua pelaku saat ini telah diamankan di Mapolresto Jakarta Timur. Akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan yang menyebabkan Wahyu luka berat dengan hukuman penjara di atas lima tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com