Para sopir mikrolet ini pun tidak mau berspekulasi dengan menarik penumpang di luar jam sibuk karena akan rugi bensin. Biasanya, tips yang mereka pilih adalah ngetem ataupun menarik penumpang saat jam sibuk, seperti saat berangkat dan pulang kerja serta jam pulang sekolah.
"Sekarang, narik mikrolet, keuntungan tipis. Kalau mau enggak tekor, paling biasanya ngetem atau narik saat jam sibuk. Dulu 5-6 kali bolak-balik, sekarang 4 kali udah maksimal," terang Budi, sopir mikrolet M 26, Senin (24/11/2014).
Budi mengutarakan, para sopir masih bersyukur karena setoran yang diwajibkan ke pemilik angkutan belum naik.
"Sehari buat bensin awalnya Rp 100.000, sekarang jadi Rp 150.000. Setoran ke yang punya mobil Rp 150.000, untungnya sekarang ini belum ada kenaikan setoran," terang Budi.
Budi melanjutkan, para sopir sudah kompak menaikkan tarif angkutan Rp 1.000 setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya, apabila tarif tidak dinaikkan, maka para sopir akan mengalami kerugian.
Dia pun menyiasati agar bahan bakar tidak terbuang percuma, yakni dengan menarik penumpang pada jam-jam sibuk. Dengan cara seperti itu, para sopir yakin bisa menghemat bahan bakar untuk kendaraannya. (Theresia Felisiani)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.