Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Harus Dilakukan DKI untuk Kurangi Risiko Banjir

Kompas.com - 02/12/2014, 15:05 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penanggulangan banjir dinilai tidak efektif bila dilakukan secara terpusat sehingga hal tersebut perlu dilakukan di setiap titik rawan.

Direktur Pengurangan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan, menangani banjir harus dilakukan secara komprehensif, tidak bisa terpusat, harus di masing-masing titik rawan genangan.

"Di setiap titik rawan genangan, harus ada rencana kontigensi yang mendetail," ujar dia, di sela-sela serial diskusi bertajuk "Pengurangan Risiko Bencana Banjir di Jakarta", di Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Rencana kontigensi tersebut terdiri dari tempat pengungsian yang jelas jika terjadi banjir. Kelayakan dari sebuah tempat pengungsian pun perlu diperhatikan, seperti terdapat sumber air bersih, area mandi cuci kakus (MCK), dan makanan yang memadai.

"Kalau selama ini pengungsian dilakukan di lapangan tanpa dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas, itu tentu belum bisa dikatakan layak," ujar Lilik.

Selain itu, sekolah anak-anak pengungsi banjir juga perlu diperhatikan. Lilik menyebutkan, bila sekolah dari anak-anak korban banjir tidak dapat diakses karena banjir, sekolah yang berada di sekitar tempat pengungsian seharusnya dapat dijadikan tempat mereka bersekolah sementara.

Pengawasan terhadap rumah-rumah yang kebanjiran juga perlu diperhatikan. Pasalnya, selama ini, kebanyakan korban banjir tidak mau mengungsi karena khawatir dengan barang-barang yang berada di rumah selama ditinggal mengungsi.

"Sistem tersebut harus diperbaiki. Semuanya harus dirumuskan dan ditetapkan siapa yang bertanggung jawab di setiap titik karena hal-hal seperti itu akan sulit bila dilakukan secara terpusat," kata Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Bencana Indonesia ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com