Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kami Berusaha Meringankan Pekerjaan Pasangan

Kompas.com - 05/12/2014, 14:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengatakan tidak akan melakukan pembagian kerja bersama calon wakil gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dalam memimpin Ibu Kota. Pembagian kerja juga tidak dilakukannya saat memimpin DKI bersama Joko Widodo. 
 
"Kami enggak ada pembagian kerja, yang kami lakukan adalah langsung berebut kerja. Kami berusaha meringankan pekerjaan pasangan," kata Basuki, di Balaikota, Jumat (5/12/2014). 
 
Akibat terburuk dari berebut kerja ini adalah terjadinya selisih paham antara gubernur dan wakil gubernur. Menanggapi hal itu, Basuki mengaku tak mempermasalahkannya.

Apabila sama-sama bertujuan untuk mewujudkan Jakarta Baru, selisih paham tidak akan terjadi. Ia meyakini hubungannya dengan Djarot akan terjalin baik seperti hubungannya dengan Jokowi terdahulu. [Baca: Prioritas Duet Ahok dan Djarot Benahi Jakarta]

"Kalau selisih paham seperti itu, masing-masing mengeluarkan argumentasi. Kalau argumentasi saya lebih masuk akal, Pak Jokowi ikut. Kalau argumentasi Pak Jokowi masuk akal, saya yang ikut," kata Basuki. 

 
Soal pelantikan Djarot menjadi wagub DKI, Basuki mengaku masih menunggu surat keputusan Presiden. Hanya saja, berdasarkan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah, sebuah provinsi sudah harus memiliki wakil gubernur paling lambat 30 hari setelah pelantikan gubernur.

Hingga kini, ia masih membantu melengkapi persyaratan administrasi yang dibutuhkan Djarot untuk menjadi wagub DKI. Setelah administrasi lengkap, Sekda DKI akan menyerahkan kepada Kemendagri dan merekomendasi penerbitan SK pelantikan Djarot sebagai wagub DKI.

"Sesuai aturan, enggak boleh lebih dari tanggal 20 Desember pelantikan (Djarot jadi wagub)," kata Basuki. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com