"Lurah camat enggak usah pusing pelayanan terpadu lagi karena sudah diurus oleh Badan PTSP (pelayanan terpadu satu pintu). Urusan kesehatan dan KB tidak usah pusing lagi, itu urusan PKK," kata Basuki saat menyampaikan sambutannya pada peluncuran aplikasi Smart City, Balaikota, Senin (15/12/2014).
Lurah dan camat harus memberi perhatian pada selokan, sampah, dan lingkungannya masing-masing. Lurah dan camat juga harus dapat berupaya mengantisipasi agar banjir tidak lagi merendam rumah warga. [Baca: Ahok: Lebih Baik Pulang ke Belitung Jadi Mayat daripada Dipanggil Gubernur Payah]
Kemudian, peredaran pedagang kaki lima (PKL), parkir liar, dan pohon yang akan tumbang juga harus diurus oleh lurah dan camat. Indikator kinerja lurah dan camat juga dinilai dari cepatnya respons aduan warga di aplikasi Smart City.
Warga Ibu Kota dapat mengunduh aplikasi QLUE di telepon seluler Android mereka. Sementara lurah dan camat mengunduh aplikasi CROP untuk merespons aduan warga. Nantinya Basuki dapat mengetahui kinerja lurah dan camat dari aplikasi tersebut.
"Kalau di aplikasi ini masih ada PKL di mana-mana, sampah menumpuk dan tidak diurus, lurahnya berarti enggak mau kerja dan akan kami stafkan. Kinerjanya 3-6 bulan tidak baik, kami evaluasi dan stafkan. Bapak ibu kalau kami stafkan bukan berarti kinerjanya jelek, tetapi kurang baik, saya memilih yang terbaik dari orang baik untuk menjadi pejabat," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.