Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta Transparansi Bantuan Bencana

Kompas.com - 15/12/2014, 14:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengingatkan tentang akuntabilitas pengelolaan dana bencana di setiap wilayah. Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, dana bencana harus disalurkan kepada yang berhak menerima dan dikelola dengan baik sehingga tidak memicu terjadinya korupsi.

"Penggunaan dana bencana harus dilakukan secara transparan agar tidak memicu terjadinya korupsi," ujar Ahok, saat menghadiri rapat persiapan antisipasi bencana banjir bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan kepala daerah sekitar ibu kota, di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di Kebayoran Baru, Senin (15/12/2014).

Ahok mengatakan, rapat ini untuk memperkuat koordinasi antara Pemerintah Pusat dengan wali kota dan bupati yang dekat dengan Ibu Kota. Terlebih, bencana banjir yang kerap melanda Jakarta harus diatasi dari daerah di sekitar Ibu Kota.

"Seperti normalisasi atau pengerukan sungai, kami ingin mengirim alat berat tapi harus tahu mana titik yang dikerjakan Kementerian PU, mana yang kosong. Pompa mobile juga disiapkan, semua harus standby, bukan ketika terjadi bencana baru kirim," ucapnya.

Bukan hanya itu, imbuh Basuki, Pemprov DKI juga akan memberikan bantuan dana kepada daerah sekitar Ibu Kota agar Jakarta bebas banjir. "Kalau Cipondoh banjir larinya juga ke Daan Mogot. Makanya kita harus kasih uang bantuan, supaya tidak banjir. Kami juga akan membeli lahan yang bisa dimanfaatkan untuk mencegah banjir itu," jelasnya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, untuk pemberian dana bantuan mekanismenya sudah diatur. "Mekanisme sudah diatur. Bukan hibah, yang penting ada pertanggungjawaban dari mereka," ungkapnya.

Rencananya, mulai 2015 Pemprov DKI akan memberikan bantuan dana kepada masing-masing daerah di sekitar Jakarta sebesar Rp 100 miliar. "Bahkan ada yang mau buat jalan layang Transjakarta kita mau kasih Rp 1,5 triliun. Jadi Transjakarta nanti menyambung, karena rata-rata penumpangnya dari Tangerang dan Bekasi," tandasnya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, dalam rapat tersebut, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menekankan perihal pertanggungjawaban anggaran untuk penanganan bencana di setiap wilayah.

"Tadi saran dari Pak Ahok, agar SOP banjir diperkuat terutama pertanggungjawaban anggaran kepada BPK, BPKP, dan Kejaksaan. Kami akan perkuat, walaupun sudah ada peraturan Kepala BNPB Nomor 6A agar lebih transparan dan akuntabel," ujar Syamsul Maarif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com