Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KCJ Akui Sulit Berantas Copet yang Selalu Mengintai Penumpang

Kompas.com - 30/01/2015, 15:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Baru-baru ini, Jakarta dinobatkan sebagai kota yang paling tidak aman dari 50 kota besar di dunia. Pelayanan angkutan umum menjadi salah satu hal yang disorot.

Operator layanan KRL Commuter Line, PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ), menyatakan bahwa sejauh ini pihaknya telah melakukan pembenahan dalam segi keamanan, terutama pasca-pembenahan besar-besaran pada layanan KRL yang dilakukan pada 2013 lalu.

"Kalau untuk segi keamanan, sekarang kita sudah rutin menempatkan petugas walka (pengawalan kereta) di dalam kereta dan petugas keamanan di tiap stasiun. Untuk walka, tiap rangkaiannya ada 4-5 orang," kata Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa kepada Kompas.com, Jumat (30/1/2015).

Menurut Eva, pasca-pemberlakuan e-ticketing dan pembersihan peron stasiun dari PKL, masyarakat tidak bisa lagi keluar masuk stasiun dengan sesuka hati. Semua orang yang hendak masuk stasiun diharuskan membeli tiket karena sudah dinyatakan akan naik kereta.

Eva mengatakan, segala pembenahan yang telah mereka lakukan efektif menekan tindak kejahatan. [Baca: Jakarta Dianggap Tak Aman, Operator Angkutan Publik Harus Berbenah]

Menurut dia, pada layanan KRL, tidak pernah terjadi tindak kejahatan yang terkait dengan tindak kekerasan, seperti perampokan ataupun pembunuhan.

Menurut Eva, satu-satunya tindak kejahatan yang sampai saat ini masih terjadi pada layanan KRL adalah pencopetan.

Ia bahkan mengaku cukup sulit memberantas pencopetan karena tindak kejahatan yang satu ini terkadang terjadi akibat kelengahan dari penumpang itu sendiri.

"Kita kan tidak bisa mendeteksi orang yang memang niat mencopet, kemudian dia nyiapin modal Rp 2.000 buat beli tiket, terus berbaur dengan penumpang lainnya saat kondisi kereta lagi penuh," ujar Eva.

Dia mengatakan, satu-satunya cara untuk mencegah tindak kejahatan pencopetan adalah dengan cara meningkatkan kepedulian penumpang terhadap barang bawaannya.

Cara yang dilakukan adalah rutin mengingatkan penumpang untuk mengecek kembali barang bawaannya saat ia akan tiba di stasiun tujuan.

"Intinya pencopetan bisa dicegah kalau penumpang awareness terhadap barang bawaannya. Makanya, di setiap kereta kita selalu menempatkan announcer khusus untuk memperingatkan penumpang memeriksa kembali barang bawaannya saat ia hendak turun," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com