Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limpahan Air di Musim Hujan Belum Termanfaatkan untuk Air Baku

Kompas.com - 06/02/2015, 17:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini musim hujan identik dengan bencana banjir di Jakarta. Semua pintu air kerap berstatus siaga satu menerima limpahan air. Jakarta mendadak surplus air. Lalu, muncul pertanyaan, mengapa air tersebut tidak bisa menjadi cadangan air bersih Jakarta?

Sumber air baku Jakarta saat ini berasal dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta melalui saluran terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang) sejauh kurang lebih 80 km. Karena mengalir melalui saluran terbuka, potensi pencemaran dan juga longsor atau jebolnya tanggul sangat besar.

Sementara itu, belum optimalnya sifon (terowongan air) yang memisahkan Kanal Tarum Barat dan Kali Bekasi menjadi salah satu penyebab terganggunya pasokan air baku, terutama pada saat musim hujan datang. Pertemuan antara Kanal Tarum Barat dan kali Bekasi seringkali menimbulkan banjir saat musim hujan.

"Akibatnya, untuk mencegah banjir, air di pertemuan dua saluran tersebut harus segera dibuang ke laut. Imbasnya karena sifon belum optimal, maka air baku yang seharusnya mengalir ke Jakarta ikut terbuang ke laut," kata Meyritha Maryanie, Corporate Communications & Social Responsibility/CCSR Division Head Palyja, Jumat (6/2/2015).

Selain sebagai bentuk antisipasi dan langkah mengurangi banjir di wilayah Bekasi, pembangunan lanjut dia, sifon untuk memisahkan Saluran Irigasi Tarum Barat dan kali Bekasi juga berguna untuk menjaga kualitas air baku dari waduk Jatiluhur. Sementara itu, pada musim hujan, endapan yang terkandung dalam air juga mengalami peningkatan yang siginifikan.

"Permasalahan ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses produksi air bersih. Jadi, tak salah kan, kalau menyebut permasalahan air bersih di Jakarta butuh solusi dari hulu ke hilir," ujar Meyritha.

Baca juga: Kenali Lingkungan Sekitar Anda, Ini Modus-modus Pencuri Air!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com