Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala SMAN 3: Pengeroyokan Itu akibat Kesalahpahaman

Kompas.com - 11/02/2015, 18:34 WIB
Ai Chintia Ratnawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala SMA Negeri 3 Jakarta Retno Listyarti mengatakan, pengeroyokan yang dilakukan enam siswanya terhadap pemuda bernama Erik disebabkan kesalahpahaman.

"Menurut pengakuan korban, pengeroyokan terjadi karena adanya kesalahpahaman. Korban mengaku menegur para siswa yang sedang nongkrong, kemudian terjadi adu mulut, disusul dengan pengeroyokan," ujar Retno di SMAN 3, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (11/2/2015).

Retno menambahkan, Erik mengaku dipegangi beberapa siswa, lalu dipukul, sampai akhirnya ditolong oleh warga sekitar. Erik juga mengaku sempat tidak sadarkan diri.

Sebelumnya, para siswa mengatakan, pengeroyokan dilakukan karena Erik melecehkan seorang siswa perempuan. Namun, Retno membantah ada siswa perempuan di lokasi pengeroyokan.

"Salah satu guru kami sudah melihat CCTV dari rumah warga, dan tidak ada perempuan di sana," ujar Retno.

"Di CCTV, yang dilihat, pelaku pengeroyokan lebih dari enam orang, tetapi kami belum mengetahui siapa saja pelaku lainnya," ujar Retno.

Menurut Retno, pelaku lain belum terungkap karena tidak terekam jelas oleh CCTV. "Di CCTV hanya terlihat kepala dan punggung saja. Saat ditanya, anak-anaknya juga bilang tidak mengenal siswa yang lainnya," pungkas Retno.

Seperti diberitakan, SMAN 3 Jakarta menjatuhkan sanksi skors kepada enam siswa yang mengeroyok seorang alumnus sekolah yang hendak melecehkan seorang siswa, Jumat (30/1/2015) lalu sekitar pukul 17.00. Akibat pemukulan itu, alumnus tersebut mengalami retak tulang dan terluka di wajah. [Baca: SMAN 3 Pilih Tak Keluarkan 6 Siswa yang Terlibat Pemukulan]

Orangtua para siswa itu kemudian melaporkan Kepala SMA Negeri 3 Jakarta Retno Listyarti ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan diskriminasi karena menjatuhkan skors kepada keenam siswa yang terlibat. [Baca: Orangtua Siswa SMAN 3 Laporkan Kepala Sekolah ke Polda Metro]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com