Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kalibata City Tuntut Transparansi Kenaikan Biaya Pemeliharaan

Kompas.com - 14/02/2015, 12:46 WIB
Ai Chintia Ratnawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Kalibata City, Jakarta Selatan, menggelar aksi damai di lingkungan apartemennya, Sabtu (14/2/2015). Aksi itu untuk menolak iuran pemeliharaan lingkungan (IPL) 2015.

Aksi yang dimulai pada pukul 10.00 itu diawali dari lobi Tower Gaharu. Warga kemudian berjalan mengelilingi semua tower di Kalibata City.

Menurut juru bicara aksi, Umi Hanik, kenaikan IPL itu terasa berat. "Kenaikannya mencapai 43 persen dan tidak ada transparansi pengelolaan," ujar Umi kepada Kompas.com.

Ia menambahkan, sebelum kenaikan IPL, warga juga meminta Badan Pengelola Sementara (BPS) Kalibata City untuk transparan dalam pengelolaan dana tersebut. "Untuk anggaran Rp 90 miliar, pengelola hanya memberi laporan satu lembar di mading tower tanpa diaudit," ucap Umi.

Menurut Umi, pihak pengelola juga tidak mendiskusikan dengan warga soal kenaikan biaya itu. "Kita tidak pernah diajak berdialog, bahkan balai warga yang seharusnya menjadi hak warga pun dikunci oleh pengelola," ujar Umi.

Warga hanya mendapat pemberitahuan soal itu melalui majalah dinding, SMS, dan e-mail. Pemberitahuan itu pun disampaikan menjelang jatuh tempo.

"Kita mendapat pemberitahuan mendekati jatuh tempo, dan kartu kredit saya ter-auto debit sebesar Rp 3 juta untuk pembayaran IPL ini," pungkas Umi yang berharap pihak pengelola segera memberi respons.

Sampai saat ini, Kompas.com belum berhasil meminta konfirmasi dari pihak pengelola Kalibata City terkait hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com