"Orang ke Pasar Santa cuma ke atas (lantai 2) doang. Mereka datang untuk makan, nongkrong-nongkrong, tetapi enggak ke sini," ujar salah satu pedagang kain, Sarif (30), kepada Kompas.com, Rabu (18/2/2015).
Hal yang sama juga dikemukakan Sujana (52). Ia bahkan mengaku sedih dengan kenyataan tersebut. Menurut pria yang berjualan lukisan dan jasa pembingkaian foto itu, selama berdagang di Pasar Santa, ia belum pernah sama sekali meraih keuntungan.
"Saya belum lama di sini. Tadinya ngira bakal untung karena ramai orang. Ternyata, enggak lebih baik dari tempat sebelumnya," ujar pria yang telah memiliki empat anak itu.
Jika berkaca pada wajah Pasar Santa saat ini, usaha Sarif dan Sujana memang tergolong "ketinggalan zaman". Sebab, usaha mereka sama sekali tak menyasar kalangan anak muda, golongan yang paling banyak meramaikan Pasar Santa dalam beberapa bulan terakhir.
Saat ini, jenis usaha yang marak di Pasar Santa adalah usaha kuliner modern dan pakaian dengan tren masa kini. Usaha ini banyak terdapat di lantai 2. Lantai 2 Pasar Santa saat ini memang menjadi salah satu pusat nongkrong baru bagi anak muda Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.