Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Hak Angket: Ahok Atur Versinya Sendiri, Itu Kesalahan Fatal

Kompas.com - 05/03/2015, 17:15 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua menuding, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah membuat rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) versinya sendiri. Karena itu, Ahok dianggap telah melanggar hukum yang mengacu pada undang-undang.

"Kalau Gubernur mengatur berdasarkan versinya sendiri, itu merupakan kesalahan fatal. Tentu saja dengan sendirinya itu merupakan pelanggaran hukum," kata Inggard dalam konferensi pers di lantai 10 Gedung DPRD DKI, Kamis (5/3/2015).

Rinciannya, kata Inggard, pelanggaran yang dilakukan Ahok adalah PP 58 Tahun 2005 dan Permendagri No 13 Tahun 2006, yakni pembahasan diatur untuk membahas RAPBD bersama-sama.

Dengan demikian, hasilnya bergantung pada Kemendagri. Namun, Kemendagri juga harus tunduk pada undang-undang.

Menurut Inggard, DPRD selaku legislatif memang tidak diberikan izin untuk mengirimkan pengesahan RAPBD ke Kemendagri, mengingat dari aturan yang berlaku, hanya Gubernur yang berhak mengirimkan hard copy pengesahan RAPBD, dengan tujuan untuk membuat nomenklaturnya rapi dan kode rekeningnya.

"Ternyata, dalam pengisian kode rekening, saat dimasukkan ke e-budgeting, itu yang dimasukkan bukan hasil pembahasan bersama. Di sinilah terjadi perbedaan," kata politisi Nasdem tersebut.

Ikut hadir dalam konferensi pers tersebut pimpinan DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi serta Wakil Ketua DPRD M Taufik dan Abraham Lunggana alias Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com