"E-budgeting ini kan sekarang sudah jalan. Kami lagi sisir dari APBD tahun 2012, 2013, perubahan 2014, itu kami lebih kaget lagi. Ternyata, total usulan pokir-pokir yang disusun dari DPRD, total dari anggaran 2012 sampai 2015 ini, ada Rp 40 triliun lebih," kata Basuki di Balai Kota, Senin (16/3/2015).
Basuki juga mengaku kecolongan sejak penyusunan anggaran dari tahun 2012 hingga APBD DKI 2015. Ia mencontohkan, pada anggaran perubahan 2014 lalu, ada usulan pokok pikiran DPRD sebesar Rp 11 triliun.
Tak hanya dia, kata Basuki, Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI juga merasa tertipu. Usulan pokok pikiran dari anggota Dewan, lanjut Basuki, pasti dipertimbangkan oleh eksekutif.
Hanya saja, usulan itu seharusnya disampaikan saat pelaksanaan musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) di kelurahan.
Selain itu, kata Basuki, seharusnya besaran anggaran pokok pikiran masih dapat diterima akal sehat, bukan sebesar Rp 12,1 triliun yang ditemukannya dalam RAPBD 2015.
"Jadi, sekarang kami lagi sisir ada total angka (pokok pikiran) Rp 40 triliun lebih. Pak Jokowi juga dikadalin? Kalau dia (DPRD) mengatakan (APBD) yang punya kami tidak bahas dengan mereka, memang dari dulu DPRD enggak pernah bahas anggaran sama SKPD kok. Sudah kami susun semua anggarannya, dia tinggal comot-comot (potong) 10-15 persen dan dimasukkan ke barang dia. Dari tahun 2012, kami sudah cek yang dia masukin model seperti itu, ada Rp 40 triliun hampir 50 triliun lebih," kata Basuki.
Oleh karena itu, lanjut dia, tiap tahunnya sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) DKI terus bertambah. Melalui penggunaan e-budgeting ini, Basuki juga mengaku lebih termudahkan dalam menyisir anggaran siluman.
"Enggak heran (anggota DPRD) bisa naik (mobil) Range Rover seharga Rp 3 miliar-4 miliar kalau mainnya sampai puluhan triliun rupiah. Dengan sistem e-budgeting ini ditotal sampai 2015, kami tentukan enggak bisa dibelanjakan semua, makanya silpa DKI selalu besar," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.