Berdasarkan teori komunikasi, kata Emrus, sebuah gap komunikasi biasa terjadi jika terdapat kepentingan yang berbeda antara komunikator dan komunikan. Emrus menduga, Ahok dan DPRD DKI memiliki kepentingan yang berbeda. Namun, dia belum bisa menduga apa kepentingan tersebut.
"Saya lihat mereka punya kepentingan yang berbeda. Apa itu, nah saya belum lihat. Kepentingan berbeda akan menimbulkan komunikasi yang berseberangan," kata Emrus kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2015).
Emrus mengatakan, pendapat yang akan ia lontarkan kepada panitia hak angket merupakan pandangan dari kacamata akademisi. Apa yang akan dia sampaikan bergantung pada apa yang akan ditanyakan oleh anggota DPRD.
Emrus dijadwalkan bertemu panitia hak angket pada Kamis (26/3/2015) pukul 10.00. Selain Emrus, DPRD DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah pakar ahli untuk dimintai tanggapan, yakni Irman Putra Sidin, Margarito Kamis, salah seorang akademisi dari Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), dan Tjipta Lesmana.
Kepada para pakar tersebut, panitia hak angket berencana menanyakan beberapa hal terkait dugaan mala-administrasi dan etika yang dilakukan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.