Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta, ada 87 proktor dan 28 teknisi yang akan bertugas di 27 SMK dan tiga SMA yang mengikuti UN CBT. Asep menambahkan, idealnya proktor dan teknisi ditempatkan secara acak di sekolah-sekolah seperti pengawas UN biasa. Sebab, mereka sudah dibekali keterampilan untuk mengoperasikan server CBT. Selain itu, para proktor dan teknisi juga mengeluh jika ditempatkan secara silang.
"Kemarin ada keluhan teman-teman katanya kalau dipindah ke sekolah lain nanti enggak tahu spesifikasi komputernya seperti apa," ungkap Asep.
Rencananya, para proktor dan teknisi akan menjalani pelatihan dari Pusat Penilaian Pendidikan (puspendik) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada 30 Maret 2015.