Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Warga Jakarta soal Rencana Pemakzulan Ahok

Kompas.com - 07/04/2015, 13:56 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga Jakarta buka suara soal rencana pemakzulan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Mereka mengaku tidak setuju jika Basuki dimakzulkan. Sebab, warga masih ingin melihat kinerja Ahok, sapaan Basuki, dalam membenahi Jakarta.

Untuk diketahui, panitia khusus hak angket DPRD DKI Jakarta menyatakan Ahok telah melakukan pelanggaran beberapa peraturan perundang-undangan.

Mereka meminta agar pimpinan DPRD menindaklanjuti temuan tersebut dengan menggulirkan hak menyatakan pendapat.

Jika nantinya pimpinan Dewan menyepakati bergulirnya hak menyatakan pendapat, kemungkinan akan muncul dua opsi pernyataan sikap yang akan diambil DPRD terhadap Ahok.

Dua opsi itu masing-masing adalah usulan pemberhentian (pemakzulan) atau teguran keras dengan permintaan maaf.

"Kalau untuk saat ini saya belum setuju, lihat saja kinerjanya dia dulu," kata Noni, salah satu warga saat ditemui di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Selasa (7/4/2015).

Noni menilai, pelanggaran yang dituduhkan ke Ahok dapat diselesaikan DPRD dengan cara musyawarah sehingga tidak perlu dilakukan pemakzulan.

"Intinya kita lihat dulu, jangan karena hanya ini ada masalah lalu dimakzulkan. Kan ada sila keempat (Pancasila), permusyawaratan dan perwakilan. Kenapa enggak dimusyawarahkan saja," ucap Noni.

Serupa dengan Noni, Ane, warga lain, mengatakan tidak setuju jika Ahok dimakzulkan. Dia menganggap ketegasan Ahok telah berhasil membuat Jakarta menjadi lebih teratur.

"Kayak sekarang mengurus apa-apa gampang sama pegawai pemerintahan. Mereka enggak seenaknya pergi atau pulang dari kantor," ujar Ane.

Menurut Ane, jika pada akhirnya Ahok benar-benar dimakzulkan, kinerja pemerintahan DKI Jakarta akan kembali tidak teratur. Selain itu, pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas juga akan kembali bertindak sesuka mereka.

Warga lainnya, Leo, juga berpendapat sama. Namun, ia mengaku pasrah jika Ahok nantinya dimakzulkan. "Kalau (pemakzulan) diiyakan sama Mahkamah Agung dan Presiden, ya sudah, mau gimana lagi. Semoga kebenaran terungkap," ucap Leo.

Harapan

Hingga kini, warga masih menyimpan harapan pada kepemimpinan Ahok di Ibu Kota. Karena itu, mereka berharap Ahok tidak diturunkan dari jabatannya sebagai DKI 1.

"Jangan sampai Ahok turun sih. Gue enggak peduli soal SARA, asal kerjanya beres, enggak apa-apa," ucap Ane. Sementara itu, Noni berharap agar permasalahan tersebut cepat diselesaikan sehingga pihak-pihak yang terlibat dapat kembali menjalankan kewajiban mereka.

"Harapan saya cepat selesai. Permasalahan ini kan sudah lama, apa enggak ada jalan keluar yang tidak berlama-lama? Jadi, Ahok bisa konsentrasi lagi ke kerjaannya membangun Jakarta, DPRD bisa kerja juga mewakili rakyat. Tolonglah, sudah," ucap Noni kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com