Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Fraksi Gerindra DPRD Sangat Benci Ahok?

Kompas.com - 08/04/2015, 09:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pada masa kerja DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019, Fraksi Partai Gerindra diketahui selalu berseberangan dengan Basuki Tjahaja Purnama, baik saat Basuki masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI, Pelaksana Tugas Gubernur DKI, hingga Gubernur DKI.

Dalam beberapa kali silang pendapat antara Ahok (sapaan Basuki) dan DPRD, para anggota Fraksi Partai Gerindra selalu menjadi yang terdepan menentang mantan kadernya itu.

Kompas.com mencatat, beberapa silang pendapat yang berujung perseturuan antara Ahok dan Gerindra adalah yang terkait dengan polemik pengangkatan Ahok sebagai gubernur definitif, kebijakan pelarangan sepeda motor di jalan protokol, dan yang terbaru terkait dengan digulirkannya hak angket dan dilanjutkan dengan rencana digulirkannya hak menyatakan pendapat.

Anggota Fraksi Gerindra, Syarif, mengakui, ia tak menyenangi Ahok. Ia bahkan menganggap Ahok tidak pantas menjadi pemimpin karena tidak pernah berusaha memahami orang lain dan selalu memaksakan kehendaknya sendiri.

Salah satu hal yang dicontohkannya adalah saat Ahok melontarkan bahasa "toilet" dalam wawancara dengan Kompas TV. Beberapa hari kemudian, kata dia, Ahok terlihat seolah-olah ingin mencari pembenaran bahwa tindakaannya itu dilakukan karena sudah tidak tahan dengan perilaku korupsi yang saat ini terjadi.

"Ya, tidak bisa gitu dong. Memerangi korupsi urusan lain, tetapi yang pasti pemimpin harus bisa menjaga etika," ujar dia di Gedung DPRD DKI, Selasa (7/4/2015).

Menurut Syarif, seorang pemimpin haruslah orang yang bisa memahami orang-orang yang dipimpinnya, bukan justru sebaliknya. Syarief kemudian mengkritik orang-orang yang berusaha membenarkan segala tindakan Ahok dengan mengajak masyarakat untuk mulai memahami mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Kan ada pernyataan 'masyarakat harus memahami alasan Ahok mengucapkan kata-kata kasar karena dia frustrasi dengan DPRD'. Masa masyarakat yang diminta memahami Ahok? Harusnya Ahok dong yang memahami masyarakat kalau ucapannya itu tidak pantas. Jangan dibalik-balik," ujar Syarif.

Anggota Fraksi Gerindra yang lain, Prabowo Soenirman, memiliki alasan juga. Dia menyebut Ahok sering mempermalukan orang lain. Prabowo mencontohkan seputar mencuatnya anggaran siluman yang dituding oleh Ahok dan banyaknya proyek titipan dari anggota DPRD. Prabowo menganggap, kalaupun Ahok menemukan dugaan penyimpangan anggaran, ia seharusnya tidak perlu sampai melontarkan tuduhan-tuduhan kepada DPRD, apalagi jika sampai membangun opini yang buruk terhadap lembaga legislatif itu.

"Kalau memang benar dia menemukan ada usulan anggaran yang tidak benar, kan dia yang berwenang menggunakan anggaran, ya tidak usah dilaksanakan. Gampang. Tidak perlu sampai ribut-ribut seperti ini," ujar Prabowo.

Terakhir, Prabowo mengkritik kebiasaan Ahok yang gemar menyalahkan bawahannya. Ia menganggap hal inilah yang membuat tidak tercapainya target pendapatan asli daerah (PAD) 2014, yang berdampak terhadap defisitnya APBD 2014 hingga mencapai Rp 20 triliun.

"Kalau ada kesalahan, yang dikambinghitamkan selalu anak buahnya. Jadinya anak buahnya takut mau ngapa-ngapain. Harusnya kan tidak boleh seperti itu. Kesalahan anak buah tidak bisa dilepaskan dari pemimpinnya juga," kata Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com