Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Roa Malaka Siap Dipanggil Ahok dan Menjadi Staf

Kompas.com - 10/04/2015, 14:43 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Lurah Roa Malaka Maiyanti Aziz sedih dengan pemberitaan yang menyebutkan bahwa aduan di Kelurahan Roa Malaka tidak direspons. Dia mengaku bahwa hampir setiap hari turun ke lapangan untuk menindaklanjuti satu per satu aduan yang masuk ke aplikasi pengaduan warga, Qlue.

"Saya enggak main-main, kalau kerja, ya kerja saja. Saya juga enggak main malak-malak biar orang bilang Roa Malaka ini 'potensinya' besar. Jadi, saya siap dipanggil Pak Gubernur. Kalau distafkan, saya juga siap kalau memang kerja saya buruk," tutur Maiyanti ditemui di kantornya, Jumat (10/4/2015).

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga pernah mengatakan jika kinerja Maiyanti baik. Maka dari itu, dia heran kenapa banyak laporan yang tidak ditindaklanjuti di Qlue dan menjadikan Kelurahan Roa Malaka sebagai kelurahan terburuk berdasarkan tingkat respons keluhan warga.

Basuki sempat mengira bahwa Maiyanti gagap teknologi atau gaptek sehingga jarang membuka aplikasi smart city tersebut di smartphone miliknya. Terkait hal itu, Maiyanti juga membantah. Dia mengaku memakai sebuah smartphone berbasis sistem operasi Windows Phone dan tidak gaptek seperti yang dikira oleh Basuki.

"Saya sering buka Qlue di sini," kata Maiyanti sembari menunjukkan smartphone miliknya itu.

Maiyanti menjelaskan, terkait banyaknya pengaduan yang masuk ke aplikasi Qlue untuk daerah Roa Malaka, ada salah seorang ketua RT di wilayahnya yang sengaja berbuat demikian. Ketua RT itu dikatakan Maiyanti menggunakan nama samaran dan memuat aduan-aduan yang tidak penting.

"Jadi, memang Pak RT itu bermasalah dari dulu. Pas staf saya ngajarin gimana pakai Qlue, dia langsung bikin 392 aduan yang enggak terlalu penting dari bulan Maret sampai sekarang. Bayangkan bisa sampai sebanyak itu," ucap Maiyanti.

Maiyanti mencontohkan, aduan yang dimuat ke Qlue oleh ketua RT tersebut seperti memfoto bungkusan plastik sampah yang memang sengaja diletakkan di depan rumah. Menurut Maiyanti, bungkusan sampah itu memang wajar ada di sana karena pada rumah tersebut tidak ada tempat sampah. Namun, di laporan tersebut, ketua RT itu mengadu jika sampah di sana sangat mengganggu. "Pas saya tanya ke warga di sana, enggak ada yang ngelaporin gitu. Saya jadi bingung kan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com