Retno mengaku menolak tawaran tersebut. Sebab, saat itu, pangkat Retno belum mencapai IVb.
"Pak Ahok (panggilan Basuki) menawarkan saya jadi kadisdik, tapi tidak mungkin karena saat itu pangkat saya masih IIId, sementara kadis itu minimal IVb," kata Retno saat dihubungi Minggu (19/4/2015) malam.
Retno menceritakan, awal mulanya, ia selaku Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menemui gubernur DKI saat itu, Joko Widodo. Pertemuan itu terjadi pada 9 November 2012 lalu di ruang gubernur.
Dalam pertemuan itu, kata Retno, FSGI menyampaikan kajian sembilan masalah pendidikan di DKI Jakarta beserta solusinya. Saat itu, kata dia, Jokowi hanya didampingi dua asisten pribadinya. Pertemuan berlangsung selama kurang dari 1 jam.
Kemudian, Jokowi memerintahkan asisten pribadinya untuk menelepon Kadisdik DKI Jakarta yang masih dijabat oleh Taufik Yudi untuk datang ke Balai Kota.
"Di akhir pertemuan, Pak Jokowi meminta kami juga menyampaikan hal yang sama ke Pak Ahok, karena kata beliau (Jokowi), urusan pendidikan diserahkan ke wagub," ujar Retno.
Sepuluh hari kemudian, yakni pada 19 November 2012, Retno kemudian bertemu dengan Ahok di ruang kerja wagub, sekitar 1 jam. Dalam pertemuan itulah, tawaran untuk menjadi Kadisdik kepada Retno terlontar dari Basuki.
Berdasarkan keterangan Basuki, dia menawarkan Retno menjadi kadisdik karena sudah memberi masukan macam-macam soal pendidikan. Untuk itu, dia menantang Retno untuk terlibat langsung membereskan masalah pendidikan di DKI. (Baca: Ahok Akui Pernah Tantang Kepala SMAN 3 Jadi Kepala Dinas Pendidikan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.