"Saya mau ditempatkan di mana saja silakan. Siap. Yang penting kami melaksanakan amanah rakyat. Mau ditaruh di basement, mau di atap, yang penting kita jalankan amanah," ujar Johan di gedung DPRD DKI, Rabu (22/4/2015).
Akan tetapi, kata Johan, pencopotan tersebut bukan berarti haknya sebagai anggota dewan bisa dicabut begitu saja. Menurut Johan, perbedaan pendapat dengan fraksi harus dihargai.
Sebagai informasi, sempat beredar kabar bahwa Partai Amanat Nasional ingin memisahkan diri dari Fraksi Demokrat-PAN. Akan tetapi, hal tersebut dibantah oleh Johan. Dia mengatakan sampai saat ini pimpinan pusat PAN belum memutuskan hal itu.
Fraksi Demokrat-PAN mencopot Johan Musyawa dari jabatannya sebagai sekretaris fraksi. Johan dicopot karena pernah menyatakan fraksinya mendukung penerapan Peraturan Daerah (Perda) dalam pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.
Ketua Fraksi Demokrat-PAN Lucky Sastrawiria mengatakan, Johan rencananya hanya akan dijadikan anggota fraksi.
Menurut dia, pencopotan tersebut merupakan bentuk sanksi administratif terhadap anggota yang melawan keputusan fraksi.
Fraksi Demokrat-PAN merupakan fraksi gabungan dari dua partai politik, yakni Partai Demokrat dan Partai PAN. Penggabungan dilakukan karena jumlah kader PAN di DPRD DKI dianggap tak cukup untuk membentuk fraksi sendiri.
Saat ini, Fraksi Demokrat-PAN memiliki 12 anggota, 10 dari Demokrat dan hanya dua yang berasal dari PAN, salah satunya Johan.
PAN merupakan partai yang menyatakan tidak mendukung hak angket terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Hal itu disampaikan langsung oleh ketua umumnya, Zulkifli Hasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.