Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD: Saya "No Comment" Kalau soal Itu...

Kompas.com - 04/05/2015, 09:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga penasehat Fraksi PDI Perjuangan, Prasetio Edi Marsudi enggan berkomentar mengenai desakan wakilnya, Mohamad Taufik, yang masih ngotot mengajukan hak menyatakan pendapat (HMP) terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

"Saya no comment-lah kalau soal itu," ujar Pras kepada Kompas.com, Senin (4/5/2015).

Sebelumnya, Taufik menyebut, saat ini hanya Fraksi PDI-P yang belum menentukan sikap untuk menggulirkan HMP. Padahal, beberapa pekan lalu, Fraksi PDI-P telah menyatakan bahwa mereka tidak mendukung bergulirnya HMP terhadap Ahok, sapaan Basuki. Pras mengaku keputusan itu merupakan instruksi dari ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri.

"Kalau Ibu (Megawati) tunjuk, semuanya diam. Pak Boy (Ketua DPD PDI-P Boy Sadikin) punya pemikiran lain, tetapi karena perintahnya Ibu, ya kita semua diam," ujar Prasetio, di Gedung DPRD, Selasa (21/4/2015).

Pras juga telah beberapa kali menyatakan akan berusaha membujuk koleganya di fraksi-fraksi untuk tidak berupaya menggulirkan HMP, apalagi berusaha memakzulkan Ahok. Sebab, ia menilai, upaya memakzulkan Ahok akan memakan waktu yang cukup lama. Selama waktu tersebut, ia tidak yakin akan terjadi kestabilan politik di Jakarta yang berpotensi menghambat proses pembangunan. Padahal, ujar Pras, kestabilan politik untuk lancarnya proses pembangunan dibutuhkan demi optimalnya kinerja anggota legislatif.

"Masa tiap hari kita isinya berantem aja. Kita kan wakil rakyat. Ayo kita kerja. Mengalah selangkah bukan berarti kalah 10 langkah," kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta ini.

Pras yakin, tanpa perlu menggulirkan HMP, Ahok akan bisa mengubah etikanya ke arah yang lebih baik. Sebab, kata Pras, Ahok sudah berjanji di hadapan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan di Istana Merdeka, Selasa (14/4/2015).

"Malah di depan Presiden saya bilang, 'Hok, mulai sekarang jaga mulut dan etika lu'," ucap Pras menirukan perkataannya ke Ahok dalam pertemuan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com