"Setelah dievaluasi enam bulan ini, kita mulai temukan nih keluhan-keluhan dari pimpinannya dan bawahannya yang mengatakan atasannya malas, perintah saja, yang jalanin bawahannya saja," ujar pria yang akrab disapa Ahok ini setelah pelantikan di Balai Kota, Senin (18/5/2015).
Ahok kini memberi kesempatan kepada staf yang dianggap memiliki kinerja bagus untuk mengkuti tes kenaikan pangkat ini. Ahok mengatakan, rotasi hari ini bukanlah soal transparansi. Sebab, dia telah meminta kepada para pejabat eselon II untuk berperan besar dalam rotasi ini. Mereka diminta untuk memilih orang-orang yang dia yakini bisa diajak bekerjasama membangun Jakarta.
Akan tetapi, sebagai imbas dari pilihan yang dilakukan pejabat eselon II tersebut, mereka terancam dicopot jika orang yang mereka pilih tidak mampu bekerja dengan baik. "Dulu kita tanya kepala dinasnya, kenapa tidak sesuai dengan yang saya minta? Dia bilang karena eselon III dan IV engga membantu. Ya sudah, kamu pilih yang bisa bantu, yang lain stafkan saja. Tapi kita eselon II kita tes lagi sekarang. Jadi kalau engga bener, eselon II-nya yang kita copot," ujar Ahok.
Ahok bersemangat membenahi birokrasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena merasa tidak memiliki banyak waktu untuk membereskan itu semua. Dia juga merasa telah memberikan kesejahteraan yang cukup bagi PNS DKI. Sehingga, tidak ada alasan lagi bagi para PNS untuk tidak bekerja dengan baik.
"Kita enggak ada waktu, jabatan kita tuh cuma lima tahun. Apalagi saya, tinggal 2 tahun. Kalau Pilkada 2017 saya kalah, engga mau denger lagi orang. Kalau saya terlalu lama membiarkan ini, engga bisa. Gaji sudah tinggi kok, paling rendah sudah Rp 9 juta sekelas manager itu," ujar Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.