"Saya kesal ini sama Palyja. Jakarta ini bukan punya nenek moyang lu sendiri. Gali pipa tuh pikir-pikir, jalan ini bukan cuma punya kamu, lho," kata Basuki.
Basuki kesal karena banyak galian pipa yang tidak ditutup sempurna. Pekerjaan galian itu, lanjut dia, menyebabkan kemacetan Jakarta semakin parah.
"Itu alat berat nangkring satu minggu santai saja, dipikir jalan punya nenek moyang lu apa. Jakarta sudah begitu macet? Anda sembarangan dan seenaknya gali-gali tidak ditutup, yang susah kami," kata Basuki kesal.
Tak hanya Palyja yang kerap tidak membereskan galian dengan rapi, perusahaan lain juga tidak bertanggung jawab merapikan pekerjaan, seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Telkom, Pertamina, Perusahaan Gas Negara (PGN), dan lainnya juga kerap berperilaku yang sama.
Lebih kesalnya lagi, ketika dikonfirmasi, perusahaan selalu beralasan kontraktor yang bekerja tidak baik.
"Memang selama ini tidak ada sanksi buat kontraktor. Kalau saya jadi Presiden, saya panggilin tuh dirut-dirutnya langsung saya pecat karena Jakarta terlalu macet. Presiden yang sekarang terlalu sopan sih," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.