Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ide Jokowi dan Ahok untuk Bikin Susah Koruptor

Kompas.com - 21/05/2015, 15:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tujuh belas tahun reformasi sudah berjalan di Indonesia, tetapi praktik korupsi masih saja dilakukan oleh warga hingga pejabat tinggi negara. Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki ide untuk menekan praktik korupsi yang terjadi. Ide ini dipikirkannya bersama Presiden Joko Widodo. 

"Ya, nanti Presiden pelan-pelan potong saja. Jadi, kami pikirkan di Jakarta dan nasional dengan Pak Presiden untuk menerapkan pembatasan tarik uang kontan. Pasti ini akan ada perlawanan keras dari koruptor-koruptor, pasti keras ini perlawanannya," kata Basuki, seusai meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/2015). 

Ide itu, lanjut Basuki, telah diterapkan sebelumnya di lingkungan Pemprov DKI. Pegawai negeri sipil (PNS) dan pejabat Pemprov DKI kini tidak bisa lagi menarik tunai rekening lebih dari Rp 25 juta. Kebijakan ini seharusnya juga dapat diterapkan di Indonesia sehingga Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) lebih mudah menelusuri alur keuangan para pejabat.

"Dengan cara seperti itu, ketahuan duitnya siapa. Misalnya, kamu mau nyogok Rp 1 miliar, nariknya gimana? Narik ulang-ulang setiap hari, bakal ketahuan juga," kata Basuki.

Basuki menyampaikan ide ini kepada Presiden Jokowi untuk juga diterapkan di Indonesia dengan Pemprov DKI sebagai role model-nya. Bahkan, ia memberi ide warga Indonesia tidak bisa menarik uang secara kontan yang nominalnya lebih dari nilai upah minimum provinsi (UMP).

"Memang mau mengarah ke situ negara ini. Tapi, Presiden sekarang lagi mengukur juga, makanya sekarang saya coba terapkan sistem ini di Jakarta," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com