Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Sindikat Penipuan Tiongkok Beraksi di Jakarta

Kompas.com - 25/05/2015, 20:31 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa minggu terakhir, aparat Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkap kasus penipuan yang dilakukan sejumlah warga negara asing di beberapa tempat di Jakarta. WNA memanfaatkan rumah-rumah kos di Jakarta untuk melakukan modus penipuan terhadap orang-orang di negaranya.

Terakhir, polisi menangkap 31 WN Tiongkok dan Taiwan di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Mereka menggunakan sebuah rumah di Jalan Kemang Selatan 1 D, Kemang, untuk menjalankan modus penipuan.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Mukti mengatakan, apa yang dilakukan WNA ini merupakan jenis kejahatan lintas negara. Tujuannya adalah supaya sindikatnya tidak mudah ditangkap.

"Kalau dilakukan di negaranya kan mudah ketahuan, makanya mencari tempat lain di luar negaranya untuk beroperasi," kata Krishna, Senin (25/5/2015) di Jakarta.

Jakarta, kata dia, merupakan tempat yang cukup strategis. Selain itu, biaya hidup di Jakarta tidak terlalu mahal dibandingkan kota-kota lainnya di Asia.

"Mereka menyewa rumah di Kemang dengan biaya Rp 400 juta per tahun, biaya hidup Rp 400 juta per bulan, tetapi menipu dengan hasil miliyaran, jadi masih untuk banyak," jelas Krishna.

Selain itu, akses informasi di Jakarta sudah cukup baik. Penipuan yang WNA lakukan adalah kejahatan berbasis cyber yang mengandalkan koneksi internet. Artinya, koneksi internet di Jakarta terhitung baik sehingga dimanfaatkan sindikat tersebut.

Kendati demikian, Krishna menyebut, bukan hanya Jakarta yang dijadikan tempat melakukan penipuan. Sebab, ada negara-negara lain di Asia yang dimanfaatkan untuk lokasi penipuan oleh sindikat tersebut. "Selain Indonesia, ada pula Kamboja dan Myanmar yang dimanfaatkan sindikat yang sama," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com