Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Diminta Tidak Identikkan PKL dengan Preman

Kompas.com - 29/05/2015, 08:22 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun meminta Pemerintah Provinsi DKI menyelesaikan permasalahan PKL dengan pendekatan yang baik. Dia prihatin telah terjadi kekerasan kepada PKL di kawasan Monumen Nasional yang dilakukan oleh Satpol PP.

"PKL itu ditata, diberdayakan bukan ditertibkan. Mereka kalau diajak dialog mudah kok ditata. Di Monas yang ada pendekatan intimidatif. Pendekatan lama ini harus ditinggalkan," ujar Ali di kawasan Monas, Kamis (28/5/2015).

Beberapa kali memang pernah ada aksi saling lempar batu antara anggota Satpol PP dan PKL di kawasan Monas. Ketika itu, Satpol PP tiba-tiba datang untuk menertibkan mereka. Akibat dari itu, beberapa PKL mendapatkan luka-luka di bagian kepala. Bahkan ada beberapa orang yang pingsan.

Ali mengatakan, selama ini, pemerintah selalu mengidentikkan PKL sama seperti preman. Padahal, kata Ali, PKL kebanyakan hanya para ibu yang memiliki modal kecil untuk berdagang di Monas. Dengan pekerjaan itu, mereka harus menghidupi anak-anak mereka.

Ali meminta pemerintah memikirkan nasib mereka yang ingin mencari uang di Jakarta. Apalagi, kata Ali, para PKL tersebut memiliki KTP DKI yang artinya mereka adalah warga Jakarta.

"Stigma pemda terhadap PKL ini jadi persoalan. Premanisme itu bukan PKL. Bu Marhamah itu modal Rp 200.000 dan itu buat ekonomi keluarganya. Jangan identikkan dengan premanisme," ujar Ali.

"Kuncinya satu, pak Ahok mau behani perda dengan DPRD. Sekarang kita malu sebagai warga negara, warga kita sendiri dikejar satpol," ujar dia.

Kemarin, anggota DPRD DKI Syarif mendatangi para PKL monas untuk berdialog. Pada dialog bersama PKL itu, Syarif didampingi oleh Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI). Syarif diajak untuk berdialog langsung dengan PKL dan mengetahui keluh kesah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com